post image
KOMENTAR
Diskusi publik dan peluncuran buku Antologi Puisi 250 Penyair Nusantata dengan tema 'Kekerasan Dalam Dimensi Kebudayaan: Memo Anti Terorisme' berjalan dengan sukses, Sabtu (20/8) di Gedung Serbaguna T. Amir Ridwan FIB USU, Medan.

Kegiatan ini dihadiri oleh 70 peserta yang terdiri dari penyair, masyarakat sipil, militer, kepolisian dan bidang lainnya. Kegiatan juga menampilkan hal-hal yang di luar kebiasaan masa kini. Untuk diskusi publik, pembicara diisi oleh Sosiawan Leak (Penyair asal Solo), Ahmad Taufan Damanik (Akademisi) Zulkarnain Siregar, M.Psi, dr. Restuti H. Saragih, SpPD, FINASIM.
 
Di samping memberikan gagasan yang berbobot dan menarik, kegiatan tersebut juga menampilkan pembacaan puisi dari para penyair. Buku 'Antologi Puisi 250 Penyair Nusantara: Memo Anti Terorisme' yang baru diluncurkan pada kegiatan ini pun terjual sebanyak 26 dari 30 ekslempar.

Zulkarnain yang juga berlaku sebagai ketua panitia menyebutkan bahwa tema kegiatan 'Kekerasan Dalam Dimensi Kebudayaan' dipilih berdasarkan kondisi Kota Medan yang telah diserang oleh kekerasan dari berbagai sisi.

"Tema ini kami ambil karena kondisi ini memang real terjadi di medan," katanya

Ia pun menilai bahwa terorisme yang muncul baik di Indonesia maupun di Medan merupakan puncak dari kumulasi kekerasan.

" Terorisme menurut saya adalah puncak dari kumulasi kekerasan," ujar zul.

Sedangkan sekretaris panitia, Restuti berharap kegiatan tersebut dapat memicu sastra maupun puisi agar menjadi produk yang membumi untuk setiap kalangan.

"Mari kita bumikan sastra khususnya puisi sehingga gagasan di dalamnya dapat sampai kepada masyarakat tanpa batas. mari kita budayakan anti kekerasan," demikian Restuti.[sfj]

 

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya