Ribuan masyarakat Sari Rejo yang menjadi korban kebringasan TNI AU menggelar upacara bendera memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia bersama anggota DPR RI dan anggota DPRD SU, Rabu (17/8).
Anggota DPR RI yang berhadir dalam upacara tersebut berasal dari Komisi II antara lain Ahmad Rizal Patria (Gerindra), Arteria Dahlan (PDIP) dan Diah Pitaloka (PDIP). Sedangkan Anggota DPRD Sumut yang hadir yaitu Ketua Komisi A Sarma Hutajulu, Komisi E Ari Wibowo dan Richard Sidabutar.
Upacara tersebut berlangsung dengan khidmat dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Sementara itu, Ketua FORMAS Sari Rejo, Pahala Napitupulu berperan sebagai pembina upacara.
Dalam amanat upacaranya, Pahala meminta agar kejadian penyerangan warga oleh oknum TNI AU yang terjadi pada Senin (15/8) harus diproses secara hukum.
"Masalah kekerasan yang dialami warga harus diproses secara hukum. Agar hal itu tdak menjadi kebiasaan dan memberikan efek jera kepada TNI AU," kata Pahala.
Saat penyerangan terjadi, Pahala sedang berada di Jakarta untuk memperjuangkan tanah warga Sari Rejo. Pahala juga menyampaikan bahwa TNI AU kala itu dibantu oleh pasukan Artileri Medan (ARMED) saat mensweeping warga.
Pahala mengungkapkan kekesalannya terhadap kejadian tersebut. Ia menilai oknum TNI AU yang dibantu oleh pasukan ARMED tidak berperikemanusiaan.
"Dari informasi yang saya dapat, perusakan dan kebrutalan yang sangat tidak berprikemanusiaan, memecahkan kotak infaq dan mengambil uangnya, membakar rumah ibadah tanpa etika. Sungguh ini adalah perbuatan yang sangat biadab," ujarnya.
Setelah upacara bendera selesai, anggota DPR RI dan DPDRD Sumut yang mengikuti upacara juga sempat meninjau kondisi para korban dan lahan yang bersengketa.[sfj]
KOMENTAR ANDA