Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, menyesalkan perlakuan tidak adil yang diterima Gloria Natapradja Hamel, seorang siswa SMA di Depok Jawa Barat, yang telah menjalani secara intensif pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) selama kurang lebih empat bulan.
Panitia tiba-tiba membatalkan keikutsertaan Gloria pada pengukuhan Paskibraka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Alasan panitia adalah Gloria baru diketahui memiliki ayah berkewarganegaraan Perancis dan ia memiliki paspor Perancis.
Sebagian besar publik menaruh empati terhadap kejadian yang dialami Gloria dan menyalahkan panitia seleksi yang lalai.
"Saudari Gloria itu diperlakukan tidak adil. Usianya masih di bawah 18 tahun, kecuali sudah lewat 18 tahun dan bisa memilih warga negara asing barulah dia menjadi asing," ungkap Fadli Zon kepada wartawan, ketika ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).
Fadli Zon mempertanyakan seleksi yang dilakukan karena tidak mengecek status Gloria secara lengkap dari awal. Akhirnya, keikutsertaan Gloria dalam Paskibraka dibatalkan pada H-2 upacara HUT ke-71 RI di Istana Negara yang berlangsung Rabu besok (17/8).
"Ini kan kasihan, sudah melalui suatu proses, latihan, kerja keras, dan kecintaan kepada tanah air-nya tapi diperlakukan seperti ini," ungkapnya.
Seharusnya Gloria bisa diberikan kesempatan memberikan sumbangsih kepada Indonesia lewat Paskibraka mengingat usianya belum menginjak 18 tahun. Apalagi Gloria telah menyatakan niatnya untuk menjadi warga negara Indonesia secara resmi.
"Dia orang Indonesia. Nanti kalau sudah lewat 18 tahun kemudian memilih warga negara Perancis itu lain cerita," katanya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA