Acara syukuran dan tepung tawar adalah salah satu tradisi yang dilakukan saat akan melepas kepergian sanaksaudara atau keluarganya ke tanah suci Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.Tradisi seperti itu juga yang dilakukan warga suku Melayu di Kabupaten Langkat.
Adalah, Syahrizal beserta istrinya, warga kecamatan stabat, kabupaten langkat, yang tahun ini mendapat kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah.
Dalam pemberangkatan jemaah haji kali ini, dirinya tergabung dalam kloter 5, embarkasi Kualanamu Medan, yang akan berangkat ke tanah suci Mekah pada Sabtu mendatang.
Rasa syukur karena Niat menunaikan ibadah haji yang telah lama dinantikan akan segera terlaksana, dirinya mengadakan acara syukuran sekaligus tepung tawar baginya dan istrinya yang akan berangkat haji.
Syukuran dan tepung tawar ini merupakan tradisi warga, khususnya suku Melayu di Kabupaten Langkat.
Seperti halnya tepung tawar lainnya, untuk melakukan tepung tawar, diperlukan bahan berupa aneka macam bunga dan air, beras, daun pandan, kapur, serta bahan bahan lainnya.
Seluruh bahan ini kemudian ditaburkan kepada warga yang akan di tepung tawari, sembari bertepung tawar, biasanya para undangan membacakan lantunan sholawat nabi.
Tradisi ini mempunyai makna untuk memberikan semangat dan kekuatan bagi warga yang akan berangkat haji, sehingga mampu menjalankan seluruh kegiatan haji hingga kembali lagi ketanah air.
Usai tepung tawar, sebagian warga kemudian mendoakan warga yang akan berangkat haji.
Menurut salah seorang tokoh Melayu asal Langkat Syaiful Abdi, tradisi tepung tawar ini merupakan tradisi murni, dan bukan merupakan bagian dari syariat islam.
"Tradisi tepung tawar ini merupakan tradisi murni, bukan bagian dari syariat, namun diperbolehkan jika di maksudkan untuk mendoakan warga yang akan menunaikan ibadah haji," ungkapnya. [hta]
KOMENTAR ANDA