Soal Peluang PDIP ikut mendukung calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih belum jelas benar.
Meski demikian, Ahok tidak mau ambil pusing, apakah PDIP akan mendukungnya atau tidak. "Dengan PDIP, saya nggak mau pusinginlah, jalan aja. Pusing amat, saya kerja saja," kata Ahok, di Balaikota DKI, kemarin.
Bekas Bupati Belitung Timur itu tak ambil pusing dengan dukungan PDIP itu, karena Ahok sudah bulat diusung tiga partai (Golkar, Hanura dan Nasdem). Dukungan ketiga partai itu sudah mencukupi untuk mengusung Ahok pada pilgub tahun depan. "Saya kerja saja, ngapain pusing? Lawan terberat saya adalah saya sendiri," ujar Ahok.
Sementara itu, Ahok dianggap jadi sosok paling tepat memimpin Jakarta saat ini. Ini terbukti lewat survei Opinion Leader oleh Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) terkait Pilgub DKI 2017. Koordinator Formappi (Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia) Sebastian Salang mengatakan, survei itu adalah opini dari orang-orang terdidik, kelompok rasional, pemikir yang well inform dan wakil dari para pembuat opini di masyarakat.
Mereka sangat memahami dan mengetahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin itu perlu integritas dan berbagai syarat lainnya dan itu semua sudah ada pada diri Ahok. "Mereka sudah buat keputusan bahwa yang tepat saat ini memimpin Jakarta adalah Ahok," kata Sebastian di Jakarta, kemarin.
Karena itu, Sebastian mengingatkan Ahok untuk segera mendeklarasikan diri setelah mendapat dukungan tiga partai dan satu juta KTP. "Ahok tidak perlu lagi menunggu dukungan partai lain. Biarkan saja partai-partai lain bermanuver. Belum ada lho calon pemimpin yang didukung dua kekuatan utama yakni partai dan independen. Ini baru pertama kali terjadi di Indonesia," katanya.
Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk mengungkapkan, para pakar memilih Ahok sebagai tokoh paling direkomendasikan untuk jadi gubernur jika Pilkada DKI digelar hari ini.
Ahok dipilih 79,74 persen pakar sebagai tokoh paling direkomendasikan. Perolehan Ahok jauh mengungguli Walikota Bandung Ridwan Kamil sebanyak 38,8 persen dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini 38,67 persen.
Di sisi lain, Lembaga Psikologi Politik UI juga mensurvei tokoh yang tidak direkomendasikan jadi gubenur DKI bila pilkada digelar hari ini. Hasilnya, pakar hukumtata pidana Yusril Ihza Mahendra merupakan tokoh paling tidak direkomendasikan dengan mendapat 43,8 persen. Disusul Sandiaga Uno sebanyak 29,78 persen dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebanyak 17,3 persen.
"Partisipan dari survei ini sebagian besar berlatar belakangprofesor dan doktor," kata Hamdi Jakarta, Senin (1/8).[rgu]
KOMENTAR ANDA