MBC. DPP PDI Perjuangan merintis kembali penerbitan buku Mustika Rasa. Dalam buku yang digagas oleh Bung Karno tersebut, terkandung tekad yang kuat bahwa lidah rakyat Indonesia pun tidak boleh dijajah oleh makanan impor. Karena itulah seluruh resep makanan Indonesia dikumpulkan menjadi bagian dari supremasi kebudayaan Indonesia.
Demikian disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. Hasto dalam perjalanan darat dari Solo ke Biltar untuk merayakan penetapan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila dan sekaligus ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar (Selasa, 2/8).
"Dari makanan saja, apabila dikombinasikan dengan keseluruhan aneka rasa bumbu-bumbuan, dan dikelola dengan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan, maka terkandung muatan ideologis yang sangat kuat bahwa Indonesia bisa menjadi sentralnya kuliner makanan bercita rasa tinggi," kata Hasto..
Dalam kesempatan ini, Hasto Kristiyanto bersama Butet Kartaredjasa tidak lupa menyempatkan diri untuk makan di restoran rakyat yang mampu menyajikan kelezatan masakan Indonesia yang diramu dalam keanekaragaman bumbu yang khas Indonesia.
"Makanan merupakan cermin kebudayaan suatu bangsa. Bahkan dari makanan itulah tingkatan kebudayaan suatu bangsa diukur," tegas Butet yang dikenal sebagai seniman serba bisa tersebut..
Selain menikmati makan siang di Warung Bu Paryanti Wonokarto, Kabaputen Wonogiri, dengan masakan spesial ayam goreng, tidak kalah lezatnya di Trenggalek ternyata juga penuh dengan makanan nikmat khas Jawa, yaitu Ayam Lodho Pa Yusuf.
Dalam perjalanan tersebut, Hasto banyak menceritakan bagaimana ketika pada masa sulit, ketika "bergerilya'menghadapi pemerintahan Orde Baru Megawati Soekarnoputri keliling ke seluruh Indonesia untuk melantik koordinator kecamatan dari tahun 1987 sampai dengan 1999. .
"Perjalanan penuh semangat juang tersebut banyak menyajikan catatan kuliner terhadap warung-warung makanan rakyat yang didatangi Ibu Megawati," demikian Hasto. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA