Provinsi Aceh telah lama memberi inspirasi bagi bangsa Indonesia melalui kearifan lokal yang telah diadopsi menjadi kebijakan nasional. Sebelum Majelis Ulama Indonesia (MUI) lahir, Aceh sudah terlebih dulu memiliki Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, dari perspektif demokrasi, Aceh lah yang menginspirasi munculnya jalur perseorangan dalam pemilu.
Pada penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2017, Daerah Istimewa Aceh akan semakin menjadi sorotan, tidak hanya regional, tetapi juga dunia.
"Pilkada di Aceh itu bukan hanya menjadi perhatian Indonesia, tetapi juga menjadi perhatian di dunia karena yang mendengar berita Aceh bukan hanya di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, atau Papua. Namun yang mendengar dan melihat kalau terjadi apa-apa di Pilkada Aceh itu dunia, berbeda jika terjadi di daerah lain di Indonesia, paling jauh menjadi perhatian di Malaysia dan Singapura," kata Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Sigit Pamungkas dalam acara Launching Pilkada Aceh Serentak 15 Februari 2017 di Gedung Prof Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa (2/8).
Lebih lanjut dalam praktek demokrasi, Sigit berpendapat bahwa Aceh sejak lama menjadi perhatian dunia karena dapat memberikan inspirasi, dari proses peralihan kekuasaan model lama, menjadi demokratis dan beradab.
"Salah satu inspirasi yang diberikan Aceh untuk daerah-daerah Indonesia dan dunia adalah berubahnya cara untuk mencapai kesejahteraan yang dicapai 'from bullet to ballot'. Dari peluru menjadi kotak suara, hal ini berbeda dengan yang sekarang ini terjadi di beberapa negara di Timur Tengah, yang berubah 'from ballot to bullet', sehingga yang terjadi adalah kemunduran," jelas Sigit dilansir dari laman kpu.go.id.
Sigit menambahkan, sisi lain yang menjadikan Aceh istimewa adalah konsep calon perseorangan dan keberadaan partai lokal yang mampu menumbuhkan peran serta masyarakat secara luas dalam proses demokrasi di Indonesia.
"Keberadaan calon perseorangan atau independen itu merupakan inspirasi dari Aceh. Karena ketika daerah lain di republik ini belum memikirkannya, Aceh sudah mencantumkannya dalam Undang-Undang Aceh. Begitu pun dengan keberadaan partai lokal, Aceh merupakan satu-satunya daerah yang mempunyai partai lokal, bahkan di Papua yang sudah termaktub dalam undang-undang nya sampai hari ini belum ada partai lokal," paparnya.
Dalam sambutannya, Sigit juga berpesan agar segenap lapisan masyarakat Aceh mampu memastikan Pilkada Serentak 2017 berlangsung dengan aman dan damai, karena kedamaian merupakan pengkali nol atas apapun yang kita miliki.
"Perdamaian itu ibarat kesehatan manusia. Dia pengkali nol atas apapun yang kita miliki, kalau bapak/ibu kaya tetapi sakit, kekayaan itu tidak berguna. Sehebat apapun tingkat religiusitas kita, kalau terjadi konflik sosial, nilai religi kita tidak bermakna. Karena perdamaian menjadi pondasi membangun lebih baik, pertumbuhan lebih baik, maka Pilkada di Aceh perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya, jadi harus kita jaga kedamaiannya," pesan dia. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA