Sosiolog USU, Muba Simanuhuruk menilai bahwa kondisi sosial di Sumatera Utara berpotensi menjadi pemicu konflik. Hal tersebut dibuktikan dengan konflik yang terjadi di Tanjung Balai pada Jumat (29/7) lalu.
Muba mengatakan, hanya tampilan luar dari Sumatera Utara yang terlihat damai dan tentram.
"Indonesia umumnya dan Sumut khususnya ibarat jerami kering, di dalamnya ada sekam konflik membara. Di atas seperti damai rukun," katanya kepada MedanBagus.com saat dihubungi melalui telepon selular, Selasa (2/8).
Namun jika ada hal-hal bernuansa etnis yang mampu menyulut konflik, maka konflik mudah untuk terjadi.
"Ketika ada hal yang sepele bernuansa etnis atau sebagainya bisa sangat mudah menyulut konflik," jelas Muba.
Pemicu-pemicu tersebut menurut Muba muncul akibat adanya kesenjangan sosial antar golongan.
"Sederhannya begini, ketika kesenjangan sosial terjadi antar golongan maka potensi konflik semakin besar," ujarnya.
Sedangkan untuk wilayah yang berpotensi terjadi konflik serupa dengan Tanjung Balai tidak dapat diprediksi.
"Potensi terjadi konflik di daerah lain seperti yang terjadi di Tanjung Balai ada. Bisa kita prediksi, tapi dimana dan kapan kita tidak bisa menebaknya," tukasnya.[sfj]
KOMENTAR ANDA