Gelaran Pilgub DKI sudah di depan mata. Sejumlah parpol sudah mengkonsolidasikan dan menyusun kekuatannya masing-masing. Akhir pekan kemarin, Ahok resmi menunjuk Nusron Wahid sebagai ketua tim suksesnya. Gerindra yang dari awal hanya memantau, resmi menunjuk Sandiaga Uno sebagai calonnya. Sementara PDIP seperti masih kebingungan, mau menjadikan Ahok lawan atau kawan?
Jumat malam, Gerindra akhirnya memutuskan untuk mengusung Sandiaga sebagai cagub DKI. Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang resmi mengumumkan penunjukan Sandiaga, dalam acara rakornas, di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor. Prabowo pun menginstruksikan agar seluruh kader menyukseskan pencalonan tersebut.
Penunjukan itu disambut positif oleh pegiat dunia maya. Tagar #GerindraPilihSandiagaUnoDki1 jadi trending topic atau topik yang paling banyak dikicaukan di Twitter. Sejumlah parpol pun menyambut positif. Ketua DPD PPP DKI mengatakan akan mendukung penuh Sandiaga.
Sementara PDIP seperti masih kebingungan. Parpol berlambang Banteng ini masih belum bisa memutuskan, akan menjadikan tengah menjajaki untuk berkoalisi dengan PKS, dengan mengadakan pertemuan.
Belum ada keputusan jadi berkoalisi atau tidak. Pun tidak ada nama yang disebut. Namun kedua partai sepakat untuk memilih cagub yang arif dan bijaksana. Seperti sebuah pesan untuk tidak memilih Ahok.
"Kami bersepakat ingin menghadirkan, pemimpin yang arif dan bijaksana, ke depannya, mudah-mudahan dengan pemimpin yang arif dan bijaksana, mampu berdialog bersosialisasi dengan baik kepada masyarakat," kata Ketua DPW PKS Jakarta, Syakir Purnomo.
Sementara itu, Plt Ketua DPD PDIP DKI Bambang Dwi Hartono mengatakan pertemuan ini merupakan langkah awal untuk membangun kesepakatan dalam kontestasi Pilgub 5 tahunan. "Intinya kami sepakat, mencari pemimpin yang arif dan bijaksana, dan kita punya asumsi, bahwa Jakarta ini kota besar, banyak SDM yang bagus," sebut Bambang.
Soal Sandiaga, PDIP pun menyambut baik. Bisa saja kedua partai berkoalisi, di mana PDIP mengusung Risma dan wakilnya adalah Sandiaga. "Politik itu dinamis. Apa saja mungkin dalam politik. Tidak ada yang tidak mungkin," ujar politikus PDIP Masinton Pasaribu.
Bagaimana tanggapan Ahok? Eks Bupati Belitung Timur itu mengaku sudah mengenal Sandi, sebagai orang yang baik. Dia tak mau menganggap remeh Sandi. Apalagi dengan visi ekonomi kerakyatan yang diusung Sandi. "Saya kira baik ya," tanpa berkomentar lebih jauh.
Ketua tim sukses Ahok Nusron Wahid juga menyampaikan ucapan selamat. Dia bilang, Sandiaga adalah orang baik."Tetapi saya yakin bahwa Ahok lebih pas dan lebih baik memimpin Jakarta. Ahok lebih teruji dan memiliki keberanian menata Jakarta dengan beragam multikultural masyarakatnya ini," kata Nusron di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.
Pengamat politik dari LIPI prof Siti Zuhro memperingatkan Ahok agar tidak terlalu jumawa menghadapi Pilgub. Jika terlampau pede, bisa saja Ahok jatuh sebagaimana masih Fauzi Bowo alias Foke.
Dia bilang, peluang Ahok memang terbuka lebar apalagi setelah memilih jalur parpol. Siti menyampaikan, dalam pertarungan Pilkada ada dua poin yang bisa memenangkan pertarungan. Pertama sosok yang bagus dan mesin politik yang berjalan baik. "Itu menjadi kekuatan luar biasa, ujarnya. Namun jika terlalu pede, maka bisa saja calon tersandung dan kalah," kata Siti.
Ia mencontohkan, incumbent Fauzi Bowo alias Foke saat laga Pilkada Jakarta 2012 silam. Rival Jokowi itu akhirnya tumbang. Fauzi lupa adanya pemilih mengambang atau swing voter.
"Apalagi ada sosok yang fenomenal yang bisa merepresentasikan kekecewaan-kekecewaan masyarakat yang selama ini tidak pernah melihat pada sosok petahana," jelasnya.
Nah, nasib Foke bisa juga dialami Ahok yang dikenal pemarah dan berbicara kasar. "Hal yang sama jika Ahok yang pemarah dan sebagainya itu dikontraskan dengan orang yang lebih konkrit dan sabar, sama saja, selesai. Apalagi dulu juga sama, Pak Foke dikerubuti oleh partai-partai," katanya.
Siti mengingatkan, momen Pilkada menjadi kesempatan masyarakat untuk mengoreksi pemimpinanya. "Seperti Jokowi dulu, dengan performance yang sederhana, sabar, sementara Foke itu pemarah dan sebagainya. Dikontraskan seperti itu, maka Jokowi jadi di atas angin. Itu swing voternya cepat sekali," pungkasnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA