Pemerintah Kota Tebing Tinggi akan mendeklarasikan diri sebagai kota literasi. Gerakan tersebut rencananya akan dideklarasikan pada 1 Agustus 2016 di Lapangan Merdeka, Tebing Tinggi.
Kota Tebing Tinggi akan menjadi daerah keempat di Sumut yang berkomitmen menumbuhkan budaya membaca. Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Provinsi USAID Prioritas Sumut.
“Gerakan ini menunjukkan keseriusan Bapak Umar Zunaidi Hasibuan sebagai walikotaTinggi Tebing untuk membangun pendidikan yang berkualitas,” kata Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan di Medan, Kamis (28/7).
Lebih lanjut Agus Marwan mengatakan, gerakan literasi akan selaras dengan konsep pembangunan Tebing Tinggi sebagai smart city. Konsep ini membuat layanan publik dijalankan dengan basis elektronik.
Menurut Agus, masyarakat nantinya akan menjadi lebih mudah mengakses, memahami dan menggunakan informasi untuk keperluan sehari-hari.
“Gerakan literasi dan program smart city akan membuat Tebing Tinggi menjadi kota masa depan yang efektif dan efesien serta menghasilkan generasi muda yang berbudaya litere. Litere artinya bisa mengakses informasi, memahami informasi yang diakses, dan bisa menggunakan informasi tersebut untuk hal-hal yang berguna,” jelasnya.
Didukung Walikota, Agus yakin gerakan literasi yang dijalankan Kota Tebing Tinggi berjalan dengan baik.
“Dan kita optimis gerakan literasi di Tebing Tinggi bisa berjalan baik karena dipimpin langsung oleh Pak walikota. Kami senang bisa menjadi bagian dari gerakan literasi ini,” tambahnya.
Hal senada disampaikan kepala Dinas Pendidikan Tebing Tinggi, Pardamean Siregar. Ia menyebut deklarasi gerakan literasi sesuai dengan Permendikbud No. 21 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
“Agar kegiatan membaca ini bermakna, setiap siswa juga akan diminta mereview buku yang dibaca. Anak diharapkan menjadi terampil untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, dan menceritakan kembali isi buku bacaannya,” kata Pardamean.
Sedangkan Direktur OS Institut, Abdul Firma Purba mengatakan masyarakat harus ikut serta dalam gerakan literasi. Gerakan literasi tidak cukup hanya dilakukan di sekolah. Orangtua dan orang dewasa juga harus ikut serta.
“Orangtua menjadi role model di rumah, dan orang dewasa menjadi panutan di masyakarat. Jika orangtua dan orang dewasa rajin membaca buku-buku berkualitas, anak-anaknya akan meniru,” tegasnya.[sfj]
KOMENTAR ANDA