Presiden Turki Tayyip Erdogan memastikan bahwa angkatan bersenjata Turki akan mengalami restrukturisasi.
Dalam wawancara pertamanya sejak mengumumkan status darurat pasca kudea gagal pekan lalu, Erdogan menyebut bahwa ada kegagalan intelijen signifikan menjelang kudeta militer pekan lalu.
Erdogan pun menyebut bahwa upaya kudeta baru masih akan mungkin terjadi.
"Sangat jelas bahwa ada kesenjangan yang signifikan dan kekurangan dalam intelijen kita, tidak ada gunanya mencoba untuk menyembunyikannya atau menyangkalnya. Saya mengatakan kepada kepala intelijen nasional," kata Erdogan di istananya di Ankara (Kamis, 21/7).
Erdogan menuduh Fethullah Gulen, ulama yang berbasis di Amerika Serikat yang juga merupakan sekutu telah mendalangi plot kemarin.
Pasca kudeta diketahui lebih dari 60 ribu tentara, polisi, hakim, PNS dan pendidik telah ditangguhkan, ditahan atau ditempatkan di bawah penyelidikan.
Erdogan mengatakan bahwa akan digelar pertemuan Dewan Tertinggi Militer (YAS) yang merupakan badan pengawas tertinggi angkatan bersenjata untuk mengawasi restrukturisasi. Dewan diketuai oleh perdana menteri, dan termasuk menteri pertahanan dan kepala staf.
"Mereka semua bekerja sama untuk apa yang mungkin dilakukan, dan dalam waktu yang sangat singkat, struktur baru akan muncul. Dengan struktur baru ini, saya yakin tentara akan mendapatkan darah segar," kata Erdogan seperti dimuat Reuters.
"Setelah semua yang telah terjadi, saya pikir mereka sekarang harus ditarik pelajaran yang sangat penting. Ini adalah proses yang berkelanjutan, kita tidak akan pernah berhenti, kami akan terus sangat aktif, kami memiliki rencana," tegasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA