Kabid Pengawasan dan Pengendalian, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Binjai, Rusli mengatakan salah satu penyebab keruhnya air Sungai Mencirim disebabkan banyaknya aktifitas penggalian di sepanjang bantaran sungai. Kondisi ini membuat sungai tersebut terlihat keruh dan airnya tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan warga seperti mandi dan mencuci.
"Kami sudah melakukan pengecekan di tiga lokasi, seperti di seputar jembatan Tanjung pama, jembatan simpang keramat dan jembatan di simpang Diponegoro pada Kamis pagi kemarin, di seputar jembatan Pama, air sungai terlihat bersih, tetapi setelah kita lihat di jembatan simpang keramat air keruh," ungkapnya.
"Untuk penanganannya sudah kami laporkan ke tim terpadu galian C, dan setelah ada jawabannya, baru akan segera kita tindak lanjuti, karena menurut kacamata kami, air keruh di sebabkan aktivitas galian C," sambungnya.
Rusli menjelaskan pengecekan terhadap kondisi air di sungai tersebut mereka lakukan secara periodik yakni 3 kali dalam setahun. Hasilnya mereka sampaikan kepada PU Pengairan.
"Secara periodik dalam satu tahun selama tiga kali kami selalu melakukan pengecekan kondisi air dari mulai hulu, tengah dan hilir, dan kapasitas kami hanya berhak memantau, membuat kesimpulan dan menjadi bahan untuk kami laporkan, karena sungai itu wewenang PU pengairan," beber Rusli.
Saat kami tanya harapannya kedepan tentang air sungai yang ada di sungai, dirinya berharap agar Sungai yang sejatinya buat hajat orang banyak, jangan karena kepentingan segelintir orang lalu di korbankan.
"Harapan saya, fakta integritas itu kita hormati dan kita jaga bersama, dan semua elemen harus menghormati hal itu, karena keruhnya air salahsatunya disebabkan oleh galian C," demikian Rusli.[rgu]
KOMENTAR ANDA