Politis Demokrat, Ramadhan Pohan berjanji akan kooperatif memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan lanjutan dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang senilai Rp 4,5 miliar yang membuatnya menjadi tersangka. Hal ini disampaikannya sesaat setelah meninggalkan ruangan penyidik Subdit II Ditreskrimum Polda Sumatera Utara, tempatnya menjalani pemeriksaan selama lebih dari 12 jam. Ia mengaku dalam 2 panggilan yang dilayangkan penyidik sebelumnya ia memang tidak hadir karena berhalangan.
"Kedepan kalau ada panggilan lagi, ya saya datang sebagai warga negara yang baik," katanya kepada wartawan, Rabu (20/7).
Mengenai kasus yang menjeratnya, ia tetap mengaku tidak memiliki kerjasama dalam bentuk hutang piutang dengan pihak manapun termasuk dengan orang-orang yang disebut sebagai korban dalam kasus tersebut.
"Saya tidak pernah terlibat perjanjian hutang-piutang dengan siapapun baik lisan maupun tertulis," ujarnya.
Ramadhan Pohan selesai menjalani pemeriksaan sekitar pukul 19.00 WIB. Ia langsung meninggalkan Polda Sumatera Utara bersama pengacaranya Sahlan Rifai Dalimunthe. Ia menyatakan kehadirannya di Polda Sumatera Utara bukan karena penangkapan, melainkan karena panggilan dari penyidik dan dirinya memiliki waktu untuk memenuhi panggilan tersebut. Keterangan ini berbeda dengan keterangan yang disampaikan oleh Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting yang menyatakan Ramadhan Pohan dijemput paksa dari Jakarta karena pada 2 panggilan sebelumnya ia tidak hadir.
"Penyidik dari Ditreskrimum berangkat ke Jakarta dengan dibekali surat perintah membawa (Ramadhan Pohan) untuk dimintai keterangan. Karena dalam 2 panggilan sebelumnya dalam kapasitasnya sebagai tersangka, ia tidak hadir," ujar Rina sebelumnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA