Setelah resmi dilantik sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Tito Karnivan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Tantangan tersebut berupa situasi Indonesia yang sedang rentan terhadap permasalahan kemanan untuk rakyat.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh salah satu pengamat publik sekaligus akademisi politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar, Sabtu (16/7).
"Saat ini ketegangan di Indonesia semakin memuncak karena banyak hal, yang paling sensitif ialah kecemburuan pribumi atas penguasaan minoritad thd aset dan kekayaan negara," katanya melalui pesan elektronik kepada MedanBagus.com
Bahkan Shohibul Anshor menambahkan, ketegangan dan kecemburuan sosial di Indonesia diperparah dengan kencangnya isu imigran ilegal asal negara Cina yang masuk ke Indonesia.
"Ditambah lagi terang-terangan memasukkan banyak tenaga kerja dari Cina. Ada yang menyorot para tenaga kerja itu yg berpostur militer," tambahnya.
Tantangan Tito justru tidak hanya dihadapkan pada isu masuknya imigran gelap Cina ke Indonesia. Tito juga dibebankan untuk dapat menjaga Indonesia dari kericuhan, sebab rakyat sudah kian terpecah belah. Terlebih pemerintah dewasa ini hanya memberikan apologi dalam menghadapi kritik rakyat atas isu imigran gelap asal Cina, seperti apa yang disampaikan oleh Shohibul Anshor.
"Terhadap kritik berbagai lapisan ini penerintah malah mengajukan berbagai apologi yg tak terterima oleh kalangan luas. Saya ingin pesankan kpd Kapolri agar melindungi rakyat. Protes-protes spt ini jamak terjadi sejak zaman penjajahan ketika pribumi makin cerdas dan tidak menerima hak-haknya disepelekan," jelasnya.
Tito terpaksa berdiri di barisan terdepan dalam menghadapi kondisi yang memiliki kadar sensitifitas kestabilan negara yang tinggi. Dan sebagai penjaga keamanan rakyat Indonesia, Tito wajib melindungi dan membela kepentingan rakyat.
"Sekarang ini pemeranan diri aparat negara sangat banyak disorot karena mereka ada yang terang-terangan menunjukkan kebimbangannya apakah berdiri di pihak pemodal yang menyengsarakan rakyat atau di pihak rakyat yang terzolimi," ujar Shohibul Anshor.[sfj]
KOMENTAR ANDA