Tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputeri kaget, terhenyak dan sedih dengan kabar meninggalnya para pemudik. Bahkan, ia membaca di berbagai berita bahwa jumlah total korban meninggal hingga 451 orang, sementara yang mengalami luka berat mencapai 577 orang.
"Ini fenomena apa? Lalu bagaimana waktu kembali dari mudik?" ungkap Rachmawati dalam keterangan beberapa saat lalu (Jumat, 8/7).
Menurut Rachma, kejadian ini merupakan bencana akibat ulah manusia sendiri, dan tradisi yang menjadi tragedi. Tentu saja, kejadian dan jumlah korban ini di luar akal sehat.
"Byangkan orang tua mau spekulasi mengorbankan bawa anak bayi gencet-gencetan, desak-desakan ribuan orang. Di jalan berjam dan berhari-hari berada dalam kemacetan jalan, serta tidak peduli kepanasan, kehujanan dan keanginan. Di antara mereka, ada yang memakai bajaj, viar, truk bertutup terpal seadanya," ungkap Rachma.
Rachma pun membandingkan dengan kondisi di negara lain. Di negara lain, saat lebaran tiba, mereka khusuk beribadah, sebagai penutup rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan.
"Zaman Bung Karno pun tidak ada euphoria lebaran seperti sekarang. Di saat yang sama, orang-orang berlomba memberkan mudik gratis. Agar dikatakan dermawan? Sementara hasilnya hanya ratusan bahkan ribuan jiwa melayang," ungkap Rachma.
"Penguasa maupun pengusaha harus bertanggungjawab memberi pengobatan gratis kepada yang terluka karena ikut latah mendorong terjadinya bencana mudik," demikian Rachma.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA