Bercerainya Inggris dari Uni Eropa bukan hanya mempengaruhi ekonomi global, tetapi juga bisa menggoncang geopolitik dunia.
Menurut pengamat luar negeri, Dewi Fortuna Anwar, Brexit alias British Exit bisa menjadi keuntungan Rusia dalam mengekspansi negara-negara di Eropa Timur.
"Yang paling senang adalah Putin (Presiden Rusia), dia sangat senang kalau Eropa Barat itu lemah," ungkap Dewi dalam diskusi bertema "Inggris Memilih Mudik Dari Uni Eropa" di daerah Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6).
Dewi menjelaskan, Uni Eropa berawal dari proyek untuk menyiasati kekuatan Uni Soviet di Eropa.
Meski Uni Soviet telah hancur, lanjut Dewi, langkah kebijakan nasionalisasi Rusia yang digaungkan Presiden Vladimir Putin akan semakin mulus.
Dewi menilai, keluarnya Inggris akan mempengaruhi pundi-pundi keuangan Uni Eropa untuk mensubsidi negara-negara di Eropa timur. Hal tersebut dapat menjadi ancaman baru bagi Uni Eropa dalam menghalau keinginan Rusia mengekspansi negara-negara di Eropa Timur.
"Kita bisa bayangkan iuran Inggris 38,5 miliar pound sterling untuk pundi-pundi Uni Eropa, mensubsidi seperti Yunani, untuk menutup subsidi Eropa Timur. Keluarnya Inggiris, pundi-pundi Uni Eropa berkurang dan kemampuan Uni Eropa untuk negara-negara yang lemah juga semakin kecil," ujar Dewi.
Dia memprediksi Uni Eropa tidak akan memiliki kekuatan memadai untuk menghadapi ekspansi dari Rusia.
"Ini juga perlu mendapat perhatian dari kita," ucapnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA