Penyebaran virus Zika di kawasan Amerika Latin menyebakan terjadinya lonjakan jumlah aborsi.
Menurut para peniliti, terjadi peningkatan besar jumlah perempuan di Amerika Latin yang ingin melakukan aborsi. Mereka khawatir terlah tertular virus Zika yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Virus tersebut diketahui bisa menyebabkan kelainan otak pada bayi yang baru lahir bila diidap oleh ibu hamil.
Dikabarkan BBC (Rabu, 22/6), penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine itu dilakukan dengan menganalisis ribuan permintaan aborsi yang diterima oleh Women on Web lima tahun sebelum peringatan Zika dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Pan Amerika pada 17 November 2015 lalu.
Analisis itu dilakukan untuk memprediksi seberapa banyak permintaan aborsi diduga terjadi antara kurun waktu 17 November 2015 hingga 1 Maret 2016.
Hasilnya, ditemukan ada lonjakan permintaan aborsi di kawasan Amerika Latin. Peningkatan permintaan aborsi dua kali lipat di Brasil dan Ekuador.
Dr Catherine Aiken, salah seorang peneliti dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa pemerintah negara-negara di kawasan Amerika Latin menyerukan agar perempuan menunda kehamilan demi menghindari kelahiran bayi cacat akibat Zika.
"Saran untuk menunda kehamilan menyisakan ketakutan, kecemasan dan kepanikan," kata Aiken.
Sementara itu Abigail Aiken, asisten profesor dari University of Texas di Austin, mengatakan bahwa data yang akurat terkait permintaan aborsi di Amerika Latin sulit diperoleh.
"Karena banyak wanita yang kemungkinan telah menggunakan metode tidak aman atau mengunjungi pelayanan aborsi ilegal," tandasnya. [hta]
KOMENTAR ANDA