Salah satu danau terbesar di dunia, yaitu Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara menjadi salah satu destinasi pariwisata tereksotis di Indonesia bahkan di dunia. Untuk menjadikannya sebagai pariwisata yang bernilai lebih tinggi, Danau Toba sedang dikembangkan dan diusulkan menjadi situs warisan dunia.
Oleh karena itu, pengembangan Danau Toba yang akan segera berjalan pelaksanaanya harus dilandasi oleh sebuah nilai dasar (basic value) yang sama. Hal tersebut disampaikan oleh Geolog Sumatera Utara sekaligus anggota Tim Percepatan Geopark Kaldera Danau Toba, Gagarin Sembiring kepada MedanBagus.com, Sabtu (18/6).
"Dalam konsep pengembangan danau toba ke depan, kita harus memiliki basic nilai yang sama. Mau seperti apa kita bawa danau toba ke depan? Harus berdasarkan potensi Danau Toba itu sendiri, yang secara alamiah bahwa dia adalah sebenarnya memiliki nilai tinggi sebagai taman bumi dunia," kata Gagarin Sembiring.
Gagarin selanjutnya menekankan bahwa pengembangan Danau Toba tidak boleh berjalan secara eksploitatif. Pengembangan Danau Toba harus berjalan secara konservatif.
"Bagaimana kita supaya bisa memandangnya bahwa itu harus menjadi sumber kesejahteraan masyarakat? Dalam konteks ini pastinya harus sesuai melakukan pendekatan, tidak eksploitatif, tapi konservatif," ujarnya.
Gagarin menjelaskan bahwa pentingnya kesamaan basic value akan menciptakan relasi dan gerakan yang kuat dalam pengembangan Danau Toba sebagai situs warisan dunia.
"Maksud dari basic value itu adalah hal-hal yang bersifat organik yang ada di Danau Toba, yang sudah diberikan Tuhan seperti itu. Contohnya kebiasaan bercocok tanam masyarakat, budaya, ekosistem hidup dan banyak lainnya. Setelah semua pihak yang akan terlibat dalam pengembangan Danu Toba ini memiliki kesamaan basic value, maka relasi yang terbentuk dan gerakan yang berjalan akan sangat kuat. Bukan kita membuat gerakan dulu baru menetapkan relasi dan basic value. Intinya itu, kita butuh basic value yang jelas dan sama untuk membangun Danau Toba," jelasnya. [sfj]
KOMENTAR ANDA