Bulan puasa (Ramadhan), identik dengan beragam tradisi dan makanan untuk menu berbuka puasa.
Tradisi berbuka puasa dengan menu bubur pedas khas Melayu untuk warga yang ingin berbuka puasa di Mesjid Raya Stabat, Kabupaten Langkat, sudah di lakoni sejak 20 tahun terakhir ini.
Warga sekitar mempercayai, bubur pedas di percaya dapat menyegarkan badan usai berpuasa seharian penuh, membuat tubuh menjadi hangat, dan mengusir angin yang berada di dalam tubuh.
Mesjid yang berada di jalur lintas Sumatera Medan-Aceh, kerap menjadi tempat persinggahan atau istirahat dan berbuka puasa bagi warga dan pengguna jalan.
Bubur pedas adalah makanan khas suku Melayu deli, yang hanya dibuat oleh warga disaat saat tertentu, seperti acara pernikahan, kenduri, sunatan, puasa dan Lebaran.
Hal ini dikarenakan proses pembuatan bubur pedas yang rumit, karena menggunakan 40 jenis rempah rempah dan daun yang mengandung banyak khasiat.
Ke 40 jenis rempah dan daun ini, kemudian di campur dengan kentang, wortel, tauge, yang menjadi bahan pembuatan bubur pedas, bahkan memakan bubur pedas bisa di campur dengan sayur urap atau anyang.
Setiap harinya, pihak mesjid rata rata menyediakan 200 porsi bubur pedas buat warga dan pengguna jalan yang berbuka di mesjid raya stabat.
Dedi, salah seorang warga sekitar yang setiap hari berbuka puasa di mesjid tersebut, mengaku sangat suka dengan bubur pedas tersebut.
"Setiap saya berbuka puasa di mesjid ini, Saya pasti makan bubur pedas, karena badan saya bisa menjadi segar dan hangat kembali setelah seharian berpuasa," ungkapnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA