Proyek pembangunan pembangkit lilstrik 35.000 Megawatt (MW) yang diharapkan mampu mengatasi persoalan kelistrikan nasional sepertinya belum berjalan efektif.
Data Kementerian ESDM, pembangunan proyek tersebut berjalan lambat. Diperkirakan baru 0,6 persen dari 35.000 MW yang sudah beroperasi. Sisanya masih dalam tahap perencanaan, pengadaan, dan konstruksi.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam Ali menilai, rendahnya capaian kinerja pembangunan proyek itu akibatnya kurang dan lemahnya pengawasan yang dilakukan. Sehingga berdampak pada tersendatnya proyek ambisius itu.
"Saya lihat proyek 35.000 MW ini kurang diawasi, baik oleh pihak pemerintah, BPK maupun oleh parlemen sendiri. Akibatnya, mega proyek ini seperti berjalan sendiri, tidak ada pengawasan yang ketat," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/6).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tidak heran bila kemudian terjadi gesekan dalam perjalanan proyek. Menurutnya, hasil evaluasi pemerintah cukup mengagetkan, di mana kemajuan mega proyek masih jauh dari yang ditargetkan.
"Lihat saja akhir-akhir ini, pihak Kementerian ESDM menuding PLN tidak becus kerjanya. Komisaris Utama PLN juga tiba-tiba mundur. BPK mulai ikut turun tangan juga," ujar Syaikhul.
Untuk itu, semua pihak harus ikut mengawasi kemajuan proyek 35.000 MW tersebut.
"Mari sama-sama kita pelototi proyek 35.000 MW itu sampai tuntas," pungkas Syaikhul. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA