Terlalu lamanya kepolisian dan TNI menangkap Santoso beserta semua anggotanya, menimbulkan kesan seakan-akan mereka kalah dengan gembong teroris itu.
"Itu (Polisi dan TNI kalah dengan Santoso) kan pesan, kesan karena dia diburu oleh lebih kurang 2000 pasukan, baik polri maupun TNI," kata Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).
Padahal, tambah dia, operasi penangkapan Santoso dan kroni-kroninya sudah diperpanjang dari batas waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
"Operasi diperpanjang itukan kesannya seolah-olah dua ribu ini tidak cukup menangani Santoso cs yang hanya 20 orang dan saya dapat informasi ada bayi juga di hutan itu," sesalnya.
Meski demikian, Nasir mengaku memahami bahwa Kepolisian dan TNI relah serius melaksanakan operasi tersebut demi menjaga dan melindungi warga negara dari aksi terorisme.
"Tapi disisilain kita juga melihat ada kesan seolah-olah kalau terorisme ini lebih kuat daripada TNI-Polri kita. Dalam kasus Santoso misalnya menghabiskan puluhan milyar kemudian mengerahkan lebih kurang 2000 TNI-Polri dan sempat menewaskan Danrem dan beberapa personel TNI karena kecelakaan helikopter," bebernya.
Karenanya, ia mendesak upaya penanggulangan terorisme umumnya, dan penangkapan Santoso khususnya harus dijadikan perhatian khusus oleh negara.
"Jangan sampai keseriusan negara mengatasi aksi terorisme tapi kemudian masyarakat melihat ada sesuatu sepertinya tidak seimbang antara 2000 dan 20," selorohnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA