Presiden Joko Widodo sudah kehilangan sense of crisis terkait dengan kondisi bangsa yang genting dan mengkhawatirkan. Buktinya, setelah sibuk dengan blusukan, ia mencari sensasi murahan dengan belanja-belanja di Mangga dua.
"Jokowi tidak merasakan dan tidak melihat kah penderitaan rakyat," kata tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri, Selasa (31/5).
Saat ini, Rachma menjelaskan kembali bahwa utang Indonesia sudah mencapai Rp 4.000 triliun. Namun dengan utang yang melilit ini, pemerintah pun tetap saja mengatakan kondisi aman.
Di saat yang sama, sambung Rachma. kesenjangan antara si miskin dan si kaya kian lebar dan menganga. Ada masyarakat yang terpinggirkan dan digusur, namun juga ada para cukong yang diistimewakan.
"Semua ini jauh dari rasa keadilan. Memang betul kata Bung Karno, kaum sana mau kesana, sementara yang sini mau kesini," sesal Rachma.
Rachma menjelaskan, Indonesia sudah dikuasi kelompok yang memiliki jargon free fight liberalism and survival of the fittest. Dan tujuan kaum liberal kapitalis ini tidak akan mungkin mau mengerti akan tujuan rakyat marhaen yaitu keadilan sosial, dua hal yg bertolak belakang," jelas Rachma.
Pancasila dan UDD 1945, masih kata Rachma, tidak akan mungkin dilaksanakan oleh rezim liberal kapitalis atau rezim pasar. Sebab rezim ini berbuat hanya demi kepentingan segelintir kaum menengah atas, terutama kaum profitur yang mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dan bahkan dengan jalan pintas korupsi. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA