Bangsa Indonesia harus berani menolak Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dicurigai, penerapan MEA hanyalah modus agar Indonesia memperbesar semangat impor barang.
"Semangat impor harus mulai kita kurangi. Kita harus mulai berpikir mampu memproduksi apapun di Indonesia," tegas Ketua Komisi IV, Edi Prabowo, ketika ditemui di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Seperti diketahui bersama, pembentukan pasar tunggal yang berlaku mulai Januari tahun ini tersebut memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara yang sepakat dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau MEA sehingga kompetisi akan makin ketat. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara dan akuntan.
Namun, kader Partai Gerindra ini mengatakan, undang-undang pangan Indonesia mengatur perlindungan pada petani dalam negeri dan juga menerapkan ketahanan pangan sebagai bagian pertahanan negara.
"Pasar kita besar. MEA sebaiknya tidak usah kita ikuti. Bagi saya dan Gerindra, enggak jelas (MEA). Dari dulu kami sarankan tidak ikut, demi lindungi pasar dalam negeri, petani kita, melindungi pedagang kita," ucapnya.
"Saya pikir kita belum siap dengan MEA. Sekarang urusan paling berat, menjaga kedaulatan pangan dalam negeri," lanjut Edi.
Dalam menjaga ketahanan pangan dalam negeri, pemerintah harus hadir dalam sistem distribusi pangan. Politisi Partai Gerindra ini kemudian mencontohkan bahwa beberapa waktu lalu pernah terjadi kelangkaan bawang merah. Ketika itu, pemerintah serta-merta berniat melakukan impor bawang merah. Sementara pada saat yang sama di Provinsi Jawa Barat terjadi surplus bawang merah.
Karena Pemda Jabar tanggap, mereka kemudian melaporkan surplus yang terjadi di daerahnya ke pemerintahan pusat, dalam hal ini Kementrian Perdagangan. Mendapat laporan Pemda Jabar, pemerintah yang tadinya berniat mengimpor bawang merah akhirnya membatalkannya.
"Seperti itu berarti uang kita tidak lari, devisa kita tidak kabur. Larinya ke mana, larinya ke kita juga. MEA itu sebaiknya tidak kita ikuti," tekannya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA