Tujuh Kepala Daerah (KDh) di kawasan Danau Toba menandatangani Nota Kesepakatan (MoU) sekaligus membuat pernyataan bersama mendukung Badan Otorita Danau Toba. Penandatanganan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Maritim dan Sumber Daya DR Rizal Ramli dan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dalam Acara Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba di auditorium BPPT JalanThamrin Jakarta Pusat, Rabu (25/5) malam.
Hadir dalam kesempatan itu ratusan warga asal Sumut dan tokoh-tokoh masyarakat asal Sumut diantaranya Menkopolhukam Luhut Pandjaitan, Akbar Tanjung, Otto Hasibuan dan jajaran SKPD 7 Kabupaten, termasuk Kadis Pariwisata masing-masing daerah.
Tujuh KDh yakni Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon MM, Bupati Toba Samosir Ir Darwin Siagian, Bupati Simalungun DR JR Saragih, Bupati Taput Drs Nikson Nababan, Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor dan Bupati Dairi KRA Sitohang Adinegoro.
Ketujuh KDh sepakat mendukung penuh terbitnya Perpres Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba serta terlobat aktif terlaksananya pembangunan pariwisata di Kawasan Staregis Nasional (KSN) Danau Toba.
Dalam kesempatan itu, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan, pengembangan Danau Toba sebagai destinasi wisata bertaraf internasional harus mendapat dukungan dari semua pihak, terutama 7 kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba.
“Ini pekerjaan besar. Kami betul-betul minta dukungan semua pihak. Tidak hanya tujuh kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba, tetapi juga dari kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara. Kesuksesan Danau Toba menjadi kawasan wisata bertaraf internasional juga tidak terlepas dari keterlibatan semua stakeholder dan seluruh masyarakat,” sebut Rizal.
Rizal menyebutkan, pengembangan Danau Toba sebagai Monaca of Asia telah menggema sejak 50 tahun lalu. Namun cita-cita tersebut tak kunjung terwujud.
“Mengembangkan Danau Toba sudah ada 40-50 tahun lalu. Kali ini kita buat impian itu menjadi nyata,” ajak Rizal.
MoU berisi kesepakatan 7 Bupati melimpahkan sebagian kewenangan yang dimilikinya kepada Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba sebagaimana disebut dalam Perpres termaksud.
"Para Bupati juga sepakat untuk melaksanakan seluruh ketentuan yang terdapat dalam Perpres demi tercapainya pembangunan di kawasan pariwisata Danau Toba dan sekitarnya," jelas Rizal.
Secara tegas Rizal mengatakan, pemerintah ingin mengembangkan danau toba sebagai Monaco of asia sebagai branding karena Monaco dikenal ramah, bersih dan indah. Untuk mewujudkan itu, langkah pertama yang akan dilakukan adalah membersihkan Danau Toba.
Salah satu persoalan perairan Danau Toba saat ini adalah keberadaan tambak ikan menggunakan keramba apung. Badan Otoritas Danau Toba nantinya akan menerapkan teknologi baru untuk meminimalisir dampak lingkungan.
Kita akan ganti teknologi agar sisa makanan keramba tersedot sehingga ratusan ton pakan ikan tidak kotori danau toba. Ini harus dirapikan sebelum bulan Desember, karena Pak Jokowi akan berkunjung ke sana,” pesan Rizal.
Langkah selanjutnya, sebut Rizal, adalah membangun infrastruktur meningkatkan penerbangan ke Bandara Udara Silangit dan membangun lapangan udara Sibisa. Selain itu akan dilakukan peningkatan sarana jalan guna memangkas waktu tempuh dari Medan ke Parapat dari 5 sampai 7 jam menjadi 3 jam dengan membangun jalan tol untuk merangsang kehadiran turis domestik.
“Kita juga akan dibuat ringroad Pulau Samosir dan outer ringroad di luar Pulau Samosir. Tentu harus ada air bersih, listrik dan jaringan internet yang baik, sehingga orang bisa nikmati suasana liburan,” sebut Rizal.
Salah satu kekuatan utama Danau Toba, menurut Ramli, adalah adanya historis yang menjadi magnet yakni cerita tentang terbentuknya Danau Toba pada 75 ribu tahun lalu.
“75 ribu tahun lalu, ada ledakan yang sangat besar yang jauh lebih besar dari Gunung Krakatau, Gunung Pompei, sehingga dunia menjadi gelap gulita, sepertiga mahluk mati dan mengakibatkan terjadi perubahan cuaca yang sangat besar. Cuaca menjadi lebih panas, dunia terpisah, terjadi trasnformasi Darwin, dan punahnya binatang besar seperti Dinosaurus,” beber Rizal.
Ramli juga mengatakan, sisi kelemahan Bali tidak terjadi di Danau Toba. Meski pariwisata Bali tergolong maju, namun semua makanan dan buah serta kebutuhan lain diimpor dari luar.
Untuk itu, tiap kabupaten didorong menghasilkan komoditas unggulan masing-masing seperti buah-buahan, produk poultry, kerajinan tangan dan sebagainya.
“Kami tidak ingin itu terjadi di Danau Toba. Kita Ingin daerah bisa menikmati. Karenanya harus ada spesialisasi, jangan semuanya mau. Masih ada waktu bangun infrastruktur fisik dua tahun dan pemerintah ingin bupati di sekitar danau toba membangun spesialisasi,” sebut Rizal.
Sementara Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengimbau seluruh Bupati dan Walikota di Sumut bersinergi dalam mendorng Danau Toba menjadi kawasan wisata bertaraf internasional. Tidak hanya KDh, tetapi juga tokoh masyareakat, tokoh adat, tokoh lintas agama dan seluuh warga Sumut, baik yang menetap di Sumut maupun di luar Sumut.
“Mudah-mudahan kesepakatan bisa memberi perubahan signifikan bagi Tao Toba. Mohon dukungan kepada seluruh tokoh masyarakat Sumut di manapun berada,” harap Erry.
Erry optimis, kesuksesan mengembangkan Danau Toba tidak terlepas dari kekompakan dan sinergitas semua pihak.
“Ini saatnya kita bersatu. Hari ini adalah momentum kebangkitan Sumut. Saya sangat bersyukur karena panandatanganan kesepakatan pada hari ini dilaksanakan lebih kurang 3 atau 4 jam setelah saya dilantik oleh Presiden Jokowi. Momentum ini adalah momentum kita bersama. Mari kita songsong Badan Otorita Danau Toba untuk kemajuan pembangunan kawasan Daanau Toba yang kita cintai,” ajak Erry.
Acara Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba juga dimeriahkan berbagai kesenian budaya khas masyarakat di sekitar Danau Toba.[rgu]
KOMENTAR ANDA