Pernyataan resmi pelaksana tugas Ketua PSSI Hinca Panjaitan yang meminta PT Liga Indonesia untuk segera mempersiapkan kompetisi resmi merupakan langkah yang tepat. Namun, timbul pertanyaan besar kapan kompetisi tersebut digulirkan. Pasalnya, saat ini sedang berlangsung kompetisi Indonesia Soccer Championship(ISC) yang digagas oleh PT GTS.
Mengacu pada hal itu, Pro Duta mendesak PSSI harus bisa memberikan tenggat waktu kepada PT Liga Indonesia agar persoalan kompetisi resmi bisa segera terjawab dan terealisasi. Karena, kompetisi resmi telah vacum cukup lama akibat dibekukannya PSSI, dan tim-tim sepakbola Indonesia sangat menginginkan kejelasan kapan kompetisi resmi bergulir.
Terkait dengan hal diatas, Pro Duta menilai PSSI perlu melihat, menimbang dan mengkaji realita yang ada saat ini. Khususnya mengenai Kompetisi ISC dan Indonesia Soccer Championship B (ISC-B) yang dikelola oleh PT. Gelora Trisula Semesta (PT. GTS). Dimana PT dan Kompetisi yang bergulir saat ini bukan merupakan kompetisi resmi dibawah PSSI atau diluar Statuta PSSI. Maka TSC dan ISC-B berstatus sama dengan Liga Primer Indonesia (LPI), yaitu sebuah Breakaway League.
"Realita yang berlangsung dan berkembang terus saat ini mengandung dilema yang sebenarnya telah kami sampaikan dalam surat elektronik kami kepada PT. GTS pasca Clubs Meeting yang diselenggarakan oleh PT GTS. Demikian pula dalam surat kami bernomor 017/PDFC-MGT/IV/2016 tertanggal 20 April 2016 kepada Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Dimana seluruh poin-poin yang kami sampaikan tersebut adalah merupakan pertanyaan sekaligus pengingat bagi PSSI dan Operator Liga manapun (Sanctioned or Non-sanctioned by PSSI) yang telah mengundang kami sebelum bergulirnya Torabika Soccer Championship (TSC)," ujar Presiden Direktur Produta PC Sihar Sitorus, Rabu(25/5).
Sihar menjelaskan, ada lima poin penting yang harus diperhatikan PSSI sebelum menggulirkan kompetisi resmi. Hal ini dilakukan, agar PSSI tidak melanggar statuta PSSI. Pertama, kompetisi di bawah PT. LI (ISL, DU, LN) dan PT. GTS (TSC dan ISC-B) seharusnya menjadi pokok keputusan dalam Rapat Exco PSSI yang akan datang. Apabila Rapat Exco PSSI memutuskan kompetisi ISL, DU, dan LN bergulir sementara kompetisi TSC-ISC juga bergulir dengan status non-PSSI sanctioned competition, maka akan terjadi dualisme kompetisi dengan strata dan jumlah yang sama. Dimana klub-klub peserta ISL dan TSC pun merupakan peserta yang hampir sama. Hal ini seperti mengulang momen LPI dan ISL, yang mana adanya non-sanctioned Competition tidak mendapat persetujuan FIFA.
Poin kedua, lanjut sihar, jika Rapat Exco PSSI memutuskan kompetisi TSC dan ISC-B adalah kompetisi PSSI dan PT GTS adalah operator liga PSSI, maka akan ada dua kompetisi profesional resmi di bawah PSSI yang bersaing menjadi liga terbaik. Apabila hal ini terjadi, menurut Sihar, maka PSSI akan sulit berperilaku fair dan sportif ketika ada pihak lain menawarkan kompetisi profesional ketiga dan seterusnya.
Poin ketiga yang disampaikan Sihar, jika Rapat Exco PSSI memutuskan PT LI dan ISL dan strata di bawahnya digantikan oleh PT GTS dan TSC dan strata di bawahnya, maka keputusan ini melanggar Statuta yang mengatakan bahwa kompetisi strata tertinggi adalah ISL.
"Sebagaimana alasan KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) dalam melakukan justifikasi sikapnya atas keputusan Exco di tahun 2010/2011 yang menyatakan kompetisi IPL ilegal," ujarnya.
Dipoin keempat, menurut Sihar, jika ISL-DU-LN tidak diselenggarakan, namun malah TSC-ISC yang bergulir. Berarti PSSI mendahulukan Operator Liga dan Kompetisi di luar Statuta PSSI. Tentunya PSSI melanggar statutanya sendiri, dan jika nantinya muncul kompetisi tandingan lainnya kompetisi itu tidak dapat dilarang.
Point kelima, secara organisasi PSSI banyak didesak untuk mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) dengan pengumpulan hak suara (voters) sesuai ketentuan Statuta PSSI. Namun, pihak Pro Duta menginginkan adanya Statuta PSSI sebagai pegangan untuk memutuskan Kompetisi.
"Tentunya, voters yang sama meminta kejelasan tentang sikap PSSI pasca pencabutan sanksi terhadap PSSI. Karena, ISL-DU-LN masih vacuum," paparnya.
"Mengacu kepada kelima poin di atas, maka Pro Duta FC (PDFC) mempertanyakan kejelasan status klub kami yang telah memutuskan tidak ikut Kompetisi ISC sebelum pencabutan sanksi PSSI. Sebab Operator Liga dan Kompetisi ini tidak resmi di bawah otoritas PSSI. Kami sudah menyurati PSSI dan Menpora terkait hal ini. Namun belum mendapatkan respon atau jawaban," pungkas Sihar.[rgu]
KOMENTAR ANDA