Selain masa jabatan Jenderal Badrodin Haiti (BH) diperpanjang sebagai Kapolri, pada saat yang sama muncul usulan agar Komjen Budi Gunawan (BG) sebaiknya diangkat menggantikan Badrodin yang akan memasuki masa pensiun Juli mendatang.
Sikap masyarakat, terutama fraksi-fraksi yang ada di Komisi III DPR, terbelah kepada dua pendapat di atas. Meski memang, ada juga usulan lain, yaitu Presiden Joko Widodo sebaiknya mengangkat calon lain, di luar kedua opsi di atas.
Bagi pengamat senior AS Hikam munculnya desas-desus tersebut tak lepas dari latarbelakang pengangkatan Badrodin Hairi sebagai Kapolri menyusul gagalnya Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Karena itu bagi dia, spekulasi ini muncul dan marak di ranah publik karena pertimbangan politik lebih ditonjolkan ketimbang pertimbangan lain dalam pengangkatan Kapolri.
"Sebab apabila bukan pertimbangan politik yang ditonjolkan, sejatinya tidak ada alasan apapun untuk khawatir Polri tak mampu melakukan proses suksesi kepemimpinan, dan atau kesan seakan lembaga tersebut kekurangan calon pimpinan yang memenuhi kriteria," ungkap Hikam (Selasa, 24/5).
"Fakta yang ada justru sebaliknya: figur-figur dalam elite Polri yang mumpuni dan memenuhi syarat sebagai Kapolri terhitung cukup banyak. Stok Jenderal yang berbintang tiga jumlahnya lebih dari 5 orang, apalagi para Jenderal yang berbintang dua!" sambungnya.
Sebelumnya sebagaimana diketahui, Budi Gunawan yang saat itu diusulkan Presiden ke DPR sebagai calon Kapolri sudah disetujui oleh Parlemen. Namun, Jokowi tidak jadi melantiknya dan malah mengangkat Badrodin.
Alasannya, untuk menghindari kegaduhan mengingat Budi Gunawan sebelumnya sempat ditetapkan KPK sebagai tersangka meski akhirnya Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membatalkan.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA