Belakangan ini marak beredar atribut Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Bahkan Badan Intelijen Negara (BIN) juga minta agar peredaran atribut ini diwaspadai.
Tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri mengingatkan bahwa komunisme yang hidup lagi merupakan antitesa atau bahkan pengalihan isu dari kapitalisme. Sementara pernyataan BIN secara tak sadar mengakui bahwa diubahnya UUD1945 pada era Megawati menjadi liberal kapitalistis, free market orinted, survival of the fittest maka hal ini membuka paham komunisme tumbuh subur.
"Karena kapitalisme antitesa komunisme. Dan dengan resultant makin lebarnya kesenjangan sosial menjadi ladang subur komunisme hidup lagi. Sementara Indonesia sekarang, adalah negara miskin," kata Rachmawati beberapa saat lalu (Kamis, 19/5).
Di saat yang sama, sambung Rachma, ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pun menjadi lemah dalam menghadapi, baik kapitalisme maupun komunisme.
Tentu saja, lanjutnya, jika hal pengalihan isu maka bisa ditebak penguasa hanya mutasi permasalahan yang dihadapi seperti kesenjangan sosial yang lebar, tumpukan utang, kasus korupsi khususnya mega-korupsi BLBI yang menguras uang rakyat dan kondisi negara yang menjadi defisit APBN. Selain itu juga mengalihkan isu dari kesulitan ekonomi, dengan naiknya harga pangan dan harga-harga lain,pengangguran dan penggusuran yang tidak manusiawi dan menjadi bibit konflik sosial yang bakal chaos.
"Jadi BIN sebaiknya introspeksi. Jangan model Orba represif hanya jadi kompor sewaktu-waktu meledak. Bukan juga mengatasi masalah secara parsial, tapi harus mencari solusi integral menyeluruh, yaitu kembali ke UUD 1945 asli dan Pancasila dasar negara," demikian Rachma.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA