Ancaman dari kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terus menghantui. Berbagai video propaganda dirilis ke dunia maya. Teranyar, beredar video anak-anak WNI yang dilatih kelompok radikal nan biadab itu. Duh, celaka 12 ini namanya.
Video yang jadi viral di media sosial itu berjudul "The Generation from Battle Epic". Terjemahan bebasnya adalah Generasi dari Pertempuran Panjang. Durasinya 2 menit 14 detik. Di sudut kanan atas video itu ada bendera ISIS kecil berkibar-kibar.
Video ini dibuka dengan adegan 5 bocah berseragam loreng dengan kupluk sedang berlatih menembak menggunakan pistol glock. Lokasinya di lapangan dengan rumput yang mengering. Beberapa pohon berdaun paku terlihat menjadi latar. Para bocah ini berlatih di bawah seorang instruktur pria dewasa berseragam loreng. Dari video terlihat sikap menembak bocah-bocah itu sudah seperti penembak beneran. Tangannya lurus mengarah ke depan, satu kaki maju ke depan membentuk kuda-kuda sempurna.
Tayangan berikutnya disusul dengan bocah-bocah berlatih menggunakan senapan serbu jenis AK-47. Sikapnya pun serupa. Seperti tentara beneran. Berlatih menggunak AK saat berdiri sampai saat tiarap dan terlentang. Anak-anak di video ini seumuran anak SD, kira-kira 8-13 tahun. Jumlahnya sekitar 20-an dengan wajah melayu.
Selain menembak, video memperlihatkan anak-anak yang diajari membaca kitab suci. Militan ISIS mencatut dalil-dalil kitab suci untuk mendoktrin anak-anak yang mereka sebut telah berimigrasi ke "Tanah Islam". Selama tayangan, lagu jihad dengan bahasa Arab berkumandang menghentak-hentak.
Selesai itu, seorang militan dengan seragam loreng gurun muncul. Di tayangan, pria ini diberi nama Abu Thalhah am-Malisi. Bocah-bocah berdiri dalam tiga shaf. Yang paling kecil berada di depan. Semuanya mengacungkan paspornya masing-masing.
"Kami datang kepada Anda, dengan tentara yang tidak akan dapat dikalahkan. Ini adalah janji dari Tuhan," kata Abu Thalhah. "Dengan ini, kami akan membakar paspor-paspor kami sebagai tanda membebaskan diri kami dari kamu wahai pemimpin-pemimpin thogut," ujarnya, sambil melemparkan paspor.
Video di akhiri dengan dibakarnya puluhan paspor. Video propaganda seperti ini bukan yang pertama dirilis ISIS. Awal tahun lalu, video yang hampir serupa muncul.
Menanggapi itu, Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, video itu bagian dari propaganda kelompok teror. Propaganda itu untuk mempengaruhi berpikir dan bertindak seperti mereka. "Kami sangat menyesalkan ada pelibatan anak-anak dalam tayangan-tayangan itu. Itu tidak pantas dan tidak patut dicontoh bagi generasi muda Indonesia," kata Boy di Mabes Polri, kemarin.
Eks Kapolda Banten itu mengatakan, perlu ketahanan sosial dan budaya agar propaganda itu tidak mempengaruhi masyarakat.
"Kepolisian hanya mengimbau, kita ajak generasi muda kita untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak bertentangan dengan nilai hukum. Itu yang harus kita suarakan terus pada generasi muda kita," tandasnya.
Polri pun berjanji akan segera berkoordinasi dengan Kemenkominfo. "Akan kita proses. Kita punya respons tim yang berkaitan dengan pornografi dan radikalisme. Apabila ada hal yang tidak menguntungkan masyarakat dimungkinkan akan diblokir," tegasnya.
Pengamat intelijen, Wawan Purwanto menilai tujuan diunggahnya video itu sebagai psywar atau perang psikologis. Kata dia, ISIS secara rutin mengunggah video-video yang kontroversi untuk menunjukkan eksistensinya. "Video itu juga salah satu cara untuk merekrut orang," kata Wawan saat dikontak tadi malam.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA