Politikus Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, membantah Partai Golkar hengkang dari Koalisi Merah Putih (KMP). Seperti Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendukung pemerintah, tapi Ketua Umumnya, Zulkifli Hasan tak pernah menyatakan keluar dari KMP.
"Kalau dibaca lebih jelas tidak ada bahasa dia keluar dari KMP. Jadi dia tetap ingin bersilahturahmi. Karena KMP itu kan forum silahturami. Ini begitu juga dengan waktu Pak Zulkifli Hasan kan. Tapi mereka juga tetap ikut dalam rapat KMP dan sebagainya," ujar Riza ketika dihubungi, Rabu (18/5).
Karenanya, dia meminta semua pihak untuk tidak mempertentangkan antara KMP maupun KIH. "Karena apapun program pemerintah yang baik kami dukung, tapi kalau ada program pemerintah yang kita anggap tidak baik kita sampaikan saran dan kritisi," tandasnya.
Hal itu seperti saat terhadi isu pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lewat revisi UU 30/2002 tentang KPK. Ketika itu, pemerintah lebih mengikuti Gerindra yang menolak ketimbang partai-partai KIH yang mendukung revisi.
"Artinya ukurannya ada bukan besar kecilnya. Kalau pun hari ini Gerindra sendirian di KMP misalnya, ukurannya adalah subtansinya terkait isu-isu apa," katanya.
Dengan hengkangnya Golkar dari KMP, dapat dipastikan kekuatan oposisi semakin berkurang. Anak buah Prabowo Subianto ini tidak permasalahkan itu. Namun jika terlalu banyak partai pendukung pemerintah di Parlemen, dia khawatir akan menimbulkan kemudharatan.
"Ya, yang penting pemerintah lebih dari 50 persen lah. Itu tidak masalah. Karena kami juga tidak ingin mengusai parlemen. Kemudian menolak semua program, tidak. Tapi hari ini kalau semua berbondong-bondong mendukung pemerintah, sehingga dukungan pemerintah lebih besar nantinya sampai 70 persen lebih, 80 persen lebih, ini tidak baik bagi pembangunan," ungkapnya.
Karena, lanjutnya, nantinya ada beberapa fungsi DPR RI yang pasti kurang optimal dan maksimal. Misalkan fungsi pengawasan DPR kepada pemerintah. [rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA