MBC. Jagat dunia maya dihebohkan kiriman testimoni pengguna akun Facebook, Wisnuhandy Widyoastono, tentang insiden di Perempatan Duren, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang. Dia mengaku dianiaya sejumlah oknum polisi lalulintas atau polantas saat melintasi perempatan itu.
Netizen Wisnuhandy Widyoastono menuliskan testimoni ihwal insiden yang ia alami saat diberhentikan polantas di Simpang Empat Duren, Selasa (17/5). Polantas menanyakan kelengkapan surat-surat sepeda motornya.
Wisnuhandy balik bertanya surat tugas sejumah polantas yang melakukan pemeriksaan itu. Karena dia tidak melihat ada papan pemberitahuan razia atau pemeriksaan.
"Petugas yang bernama NASUTION tiba-tiba membentak-bentak saya sambil membawa saya ke komandannya yang bernama AGUS.S. Ketika bertemu dengan komandannya, saya tanya, kenapa saya dimintai surat-surat. Pelaku NASUTION bicara emosi tinggi. Jelas saya tidak terima, saya bicara baik-baik. Kemudian datang lagi satu petugas anak muda berkulit gelap (tidak tahu namanya siapa), ikut marah-marahin saya. Kembali saya menjelaskan bahwa saya hanya bertanya dan meminta mereka (menunjukkan surat tugas-red) tak perlu emosi," tulis akun Wisnuhandy Widyoastono. Testimoni itu ramai direspons netizen.
Wisnuhandy mengaku, tiba-tiba petugas bernama Nasution dan rekannya memukul dia. Tak hanya dua petugas, datang lagi seorang petugas ikut memukul. Untung saat itu Wisnuhandy mengenakan helm.
"Kejadian tersebut berlangsung di depan komandannya dan dia hanya melihat saja sampai saya sudah terpojok baru dia memisahkan. Jelas saya tidak terima diperlakukan seperti itu. Saya langsung mengambil handphone untuk memfoto para pelaku pemukulan tersebut. Saat difoto mereka menutupi badge nama mereka. Mereka selalu mengelak saat difoto. Dan dua pelaku yang tua dan yang berkulit gelap tiba-tiba menghilang, hanya tersisa pelaku NASUTION," tulis Wisnuhandy.
Setelah itu, Wisnuhandy mengaku diajak komandan polantas bernama Agus ngopi bareng, tapi dia menolak dan memilih melaporkan insiden tersebut.
Nah, hingga kemarin testimoni ini di-share 44.958 kali dan dikomentari banyak netizen.
Akun Rassy Rassymania menyayangkan insiden tersebut. Menurutnya, polisi seharusnya melindungi dan mengayomi warga. "Innalillahi wainna illahi rojiun. Turut berduka atas matinya citra POLISI di mata publik sebagai idola rakyat dengan moto pengayom masyarakat, tapi malah membunuh mental. Bahkan kalau dibiarkan bisa menghilangkan nyawa tuch," komennya.
Akun Windhu Prakosa Jati juga mencibir anggota polantas yang diceritakan Wisnuhandy. "Wah, polisi kok main pukul. Keroyokan pula... Malu aaah," cibirnya.
Akun Ryo Patrianov menduga kasus ini akan dibiarkan begitu saja, "Nih ntar polisinya tutup mata. Pura-pura nggak ada kejadian," ujarnya.
Netizen Ikhrar Marajo berharap, perhatian publik pengguna media sosial terhadap kasus ini bisa dijadikan sebagai laporan masyarakat, serta niat baik masyarakat turut mengawasi kinerja jajaran kepolisian. "Waduh, udah 5000-an aja share-nya. Pak Kapolri baca ini nggak ya? Harus berani ambil tindakan nih," harapnya.
Topik itu juga ramai diperbincangkan pengguna Twitter. Akun @istighfar313 mengatakan, insiden seperti ini semestinya tidak perlu terjadi karena sama saja anggota Polri mencoreng institusinya sendiri. "Hmmmm.. Pak Pol, ngapain sih pakai cara keras kayak gitu. Polisi juga harus punya sifat sabar dalam menindak. Sabar bukan berarti tidak tegas kok," cuitnya.
Akun @cahyono897 berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi jajaran kepolisian. Dia juga meminta pengendara kendaraan bermotor mematuhi peraturan lalulintas.
"Jangan sampai terulang lagi. Cuma bikin malu doang. Tapi kalau memang salah, ya jangan sok jagoan juga si pengendaranya," katanya.
Secara terpisah, Kasat Lantas Polres Tangsel AKP Prayogo menanggapi insiden tersebut. "Kebenarannya, tidak ada pemukulan. Dia yang agresif, bukan kami membela diri," kilah AKP Prayogo, Senin (16/5) malam, seperti dikutip media online.
Menurut Prayogo, peristiwa itu berawal ketika anak buahnya yang tengah melakukan pemeriksaan memberhentikan Wisnu.
"Sesuai pernyataan petugas lapangan, dia diberhentikan, malah dia memaki-maki dengan alasan keluarga aparat, terus maki-maki. Karena alasan itu malah berlanjut, akhirnya dilepas daripada ribut di jalanan," jelas Prayogo.
Prayogo mengungkapkan, Wisnu melakukan pelanggaran, kemudian tidak berhenti saat diminta berhenti oleh petugas. Yang bersangkutan tetap nyelonong hingga akhirnya diberhentikan.
Sedangkan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengimbau kepada korban untuk melaporkan peristiwa yang dialami kepada Propam Polda atau Provos Polri. Apabila orang tersebut merasa tata cara pelaksanaan tugas di lapangan melanggar norma atau menyimpang.
"Anggota bisa berstatus terperiksa atau dugaan pelanggaran kode etik. Bahkan, juga bisa terkait masalah tindak pidana penyuapan, misalnya, terkait korupsi," tutur Boy. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA