post image
KOMENTAR
Universitas Negeri Medan (UNIMED) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang mencetak guru-guru di Sumatera Utara. Dengan pentingnya kualitas pendidikan dan guru untuk kemajuan pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Medan berkomitmen membangun kompetensi abad 21. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UNIMED, Prof. Dr. Syawal Gultom M. Pd, Selasa (17/5) saat memberikan seminar 'Membangun Indonesia dari LPTK' di Digital Library UNIMED.

"Kalau kita lihat Norwegia dan Finlandia yang memiliki kualitas pendidikan sangat baik, mereka menjadi negara yang bahagia dan aman. Kita di Indonesia jarang merasa bahagia dan aman. Kami ingin membuat Indonesia seperti Norwegia dan Finlandia melalui UNIMED. Kita harus menciptakan kompetensi yang memiliki daya saing global, sesuai dengan abad 21. Kompetensi tersebut tidak akan tercapai jika kualitas pendidikan kita masih saja rendah. Oleh karena itu, UNIMED berkomitmen menerapkan kompetensi abad 21, proses belajar mengajar modern, dan integrasi karir dengan akademik," kata Prof. Dr. Syawal Gultom M. Pd.

Ia mengungkapkan terdapat berbagai usaha ekstra yang mesti dijalankan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Beberapa masalah tersebut diantaranya adalah regulasi pada instansi pendidikan yang tidak tertib dan minimnya 'value' seseorang ketika berkarir di dunia kerja.

"Selain lembaga pendidikan yang belum teregulasi dengan baik, fasilitas pendidikan kita juga masih belum layak. Maka kita harus melakukan revitalisasi kelembagaan dan fasilitas pendidikan. Kemudian sering ditemukan dalam seseorang dalam bekerja tidak membawa 'value' dalam dirinya, ini adalah sesuatu yang tidak baik. Kita harus menanamkan life skill dan penananam sikap sejak SD hingga Perguruan Tinggi," ungkapnya.

Di samping membenahi hal-hal operasional tersebut, Prof. Dr. Syawal Gultom M. Pd. juga menekankan pembenahan pada sektor strategis. Ia menjelaskan betapa pentingnya penanaman sikap di tahap Sekolah Dasar dan dibutuhkannya pola 'active learning'  dalam setiap lembaga pendidikan.

"Seharusnya pada tingkat SD, tidak ada mata pelajaran, yang ada hanya membangun sikap peserta didik. Sementara keterampilan dan pengetahuan itu dibangun pada tingkat-tingkat selanjutnya. Keterampilan tidak akan mengalami disorientasi apabila sikap dapat dibenahi dan dibangun kuat dari SD. Degan begitu, sikap atau 'value' dapat terus dibawa hingga ke Perguruan Tinggi dan dunia kerja. Faktanya kita tidak menjalankan ini, maka ini benar-benar harus dibenahi. Untuk penanaman sikap, di sini 'active learning' sangat berperan penting," jelasnya.

Sebagai tambahan, Rektor UNIMED tersebut juga berharap  kepada media massa dan jurnalis untuk membantu LPTK UNIMED, UIN SU, dan USAID PRIORITAS dalam mengembangkan 'active learning' di Sumatera Utara.

"Isu LPTK sangat diperlukan agar guru dapat menerapkan 'active learning'. Peran jurnalis sangat dibutuhkan untuk memberikan porsi yang besar dalam memberitakan isu-isu LPTK dan 'active learning'," demikian Prof. Dr. Syawal Gultom M. Pd.[rgu]

Tak Ada Niat Baik Selesaikan Sengketa, Yayasan Pendidikan Al Hidayah Permainkan Warga

Sebelumnya

Pembatalan Kenaikan UKT oleh Menteri Nadiem Tidak Menyelesaikan Masalah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Pendidikan