post image
KOMENTAR
Sudah tiga tahun terakhir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Asosiasi Wartawan Korea Selatan (JAK) melakukan kegiatan saling kunjung mengunjungi. Program persahabatan ini diharapkan dapat membantu promosi Indonesia di negeri ginseng, dan sebaliknya.

"Dalam banyak hal, terutama berkaitan dengan proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, Indonesia sering dibandingkan dengan Korea Selatan. Ini kesempatan baik bagi komunitas pers kedua negara untuk saling memahami, bukan hanya isu di permukaan, tetapi juga hal-hal lain yang seringkali luput dari pemberitaan," ujar Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa.

Teguh mengatakan, delegasi JAK akan kembali mengunjungi Indonesia pada pekan ini. Direncanakan, Selasa malam (17/5/2016), delegasi JAK akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan Korean Air.

Delegasi JAK yang berjumlah 10 wartawan itu dipimpin Presiden JAK Jung Kyu Sung. Selain Jakarta, delegasi JAK juga dijadwalkan berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan.

"Hubungan PWI dengan JAK sangat bagus. Program ini kami yakin bisa membantu promosi Indonesia di Korea Selatan. Selain program ini, pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 lalu di Lombok, pimpinan JAK juga hadir," kata Ketua Panitia HPN 2016 ini lagi.

Teguh mengatakan, dalam buku Negara dan Pembangunan yang terbit awal 1990an lalu, Prof. Arief Budiman membandingkan Indonesia dan Korea Selatan sebagai dua negara Asia yang mengawali proses pembangunan pada kurun yang sama.

Selain itu, aktor utama, teori dan metode pembangunan yang dipilih kedua negara juga relatif sama.

“Tetapi pada perkembangannya, hasil pembangunan kedua negara berbeda. Korsel disebut Prof. Arief Budiman menjadi negara otoriter biroktatik yang pro pembangunan, sementara Indonesia menjadi negara otoriter birokratik yang pro rente,” kata dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah ini lagi.

Di akhir 1990an, Indonesia dan Korea Selatan sama-sama menghadapi krisis finansial yang dalam waktu singkat berubah menjadi krisis ekonomi. Keduanya pun sama-sama berhasil melewati kemelut itu. Namun recovery Korea Selatan jauh lebih baik dibandingkan Indonesia.

"Hingga kini Korea Selatan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia yang patut diperhitungkan. Kita perlu mempelajari pembangunan Korea Selatan. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama anggota G-20. Tetapi kekuatan ekonomi mereka masih di atas kita, sementara ukuran wilayah kita dan jumlah penduduk kita serta deposit kekayaan alam kita jauh lebih besar dari mereka," urai bakal calon gubernur DKI Jakarta ini lagi.

Terkait dengan kunjungan delegasi JAK kali ini, Teguh mengatakan, pihaknya akan mempertemukan delegasi JAK dengan berbagai stakeholder pembangunan di Indonesia, baik kalangan pemerintah,  intelektual, pengusaha dan tentu saja pers.

Delegasi JAK dijadwalkan bertemu dengan Menkominfo Rudiantara dan berkunjung ke LKBN Antara pada hari Rabu (18/5). Setelah itu delegasi JAK akan berkunjung ke Taman Safari Indonesia dan Kebun Raya di Bogor pada hari Kamis (19/5).

Pada hari Jumat (20/5), delegasi JAK akan berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan.

 Di kota itu, delegasi JAK akan menghadiri Malam Budaya Manusia Bintang Sriwijaya Memukau Dunia, dan bertemu dengan Gubernur Sumsel Alex Noerdin.
 
"Di Palembang delegasi JAK akan mengunjungi kompleks olahraga Jakabaring, juga lokasi Sekolah Jurnalis ASEAN. Tempat-tempat wisata lain yang akan mereka kunjungi seperti Benteng Kuto Besak, Prasasti Kedukan Bukit, dan mencoba pembuatan kain songket di Tanggo Buntung," demikian dikatakan Teguh. [hta]
 

Syahganda Nainggolan: Teguh Dapat Dipasangkan dengan Bobby, Ijek dan Edy

Sebelumnya

Teguh Santosa: Protes Agung Podomoro Salah Alamat, Tidak Ada Negara dalam Negara

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Teguh Santosa