Hancur dan berjayanya Partai Golkar ditentukan peserta Munaslub yakni DPD I dan DPD II plus ormas pendiri dan yang didirikan.
Oleh karenanya menolak mekanisme pemilihan terbuka itu harus dilakukan karena itu tidak sesuai dengan AD/ART Partai Golkar.
"Ya saat ini nurani seluruh peserta munaslub Partai Golkar yakni DPD I dan II sedang diuji, apakah Golkar akan hancur atau berjaya atas pilihan pemimpin di Munaslub kali ini," kata kader Golkar, Samsul Hidayat dalam rilisnya, Senin (16/5).
Samsul menegaskan, DPD I dan II tinggal menentukan apakah akan tetap pragmatis yang justru akan menghancurkan partai Golkar atau menjadi idealis dan berjuang bersama-sama mewujudkan kejayaan partai Golkar.
"Sekarang tinggal memilih mau transaksional atau Golkar jauh lebih baik dan memenangkan pikada-pilkada serta menangkan Pileg dan Pilpres 2019," ujar kader Kosgoro 57 ini.
Samsul menilai Golkar bisa menjadi sebuah kenangan bagi masyarakat Indonesia bahwa ada Partai berlambang pohon beringin.
"Jadi apabila salah menentukan sikap dan pemimpin yang buruk integritasnya penuh masalah hukum dan hanya jadi boneka saja seperti Novanto, maka dampaknya akan fatal nasib partai Golkar ke depan hanya jadi dongeng pengantar tidur anak-anak. Karena Golkar sudah hilang, punah dan yang tersisa hanya kenangan-kenangan," pungkasnya.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA