Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar harus menyelidiki pencatutan nama Presiden Joko Widodo oleh salah satu kandidat calon Ketua Umum Golkar.
"Mencatut nama Presiden itu tindakan tidak etis sehingga Komite Etik Munaslub harus bekerja dan mendalaminya," kata Pengamat politik dari The Political Literacy Institute Jakarta, Gun Gun Heryanto, di Jakarta, kamis (12/5).
Menurutnya, pencatutan nama Presiden adalah pelanggaran etik. Apalagi, Presiden dan Istana sudah membantah mendukung salah satu kandidat ketua umum Golkar dalam Munaslub 15 Mei 2016.
Pengamat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini menilai komite etik tidak boleh mendiamkan masalah pencatutan nama ini, apalagi Presiden Jokowi marah besar atas pencatutan namanya ini.
"Pencatutan itu kan hanya menggertak kalau pemerintah tidak menyatakan, kemudian ada klaim dan pencatutan sangat tidak pada tempatnya itu tidak baik," ujar Gun Gun.
Terlepas dari itu, dia meminta pemerintahan Jokowi tidak ikut campur dalam urusan Munaslub Partai Golkar. "Pemerintah clear saja, jaga jarak, karena bagi saya, siapa pun calon ketua umum yang menang pasti akan merapat ke pemerintah," ujarnya.
Dia juga meminta pemerintah menjelaskan bahwa pemerintah tidak mendukung salah satu kandidat ketua umum Golkar. "Bila perlu dalam pembukaan Munaslub Pak Jokowi tegaskan itu dihadapan para kader dari daerah," usulnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri mengatakan, Presiden Jokowi marah mendengar kabar bahwa namanya kembali dicatut.
"Itu Presiden sangat marah akibat dikatakan begitu. Jadi, itu sama sekali tidak benar," ujar JK di Jakarta, belum lama ini.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA