Monumen Pahlawan Letda Soejono sempat menjadi pembicaraan di Indonesia karena adanya berpose sejumlah remaja laki-laki dengan menduduki kepala pahlawan tersebut. Hal ini bahkan sempat membuat pihak kepolisian berupaya mencari para remaja tersebut yang akhirnya pada Selasa (10/5) kemarin mendatangi Polsek Perdagangan untuk mengklarifikasi aksi mereka serta menyampaikan permintaan maaf atas beredarnya foto yang dianggap tidak menghargai pahlawan tersebut.
Dikutip dari beberapa sumber diketahui Monumen Letda Soejono yang terletak di wilayah perkebunan PTPN III, Kebun Bandar Betsy, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun dibangun untuk mengenang peristiwa berdarah tahun 1965 yang pergolakannya melanda seluruh nusantara. Termasuk di Simalungun yang dikenal dengan "Peristiwa Bandar Betsy" pada 14 Mei 1965. Saat itu, Sujono yang menjadi perwira pengamanan kebun tersebut tewas karena mempertahankan lahan tersebut dari upaya perebutan kelompok yang dikenal dengan nama Barisan Tani Indonesia (BTI) yang diketahui menjadi salah satu underbow PKI.
Hal ini juga yang membuat, monumen tersebut dibangun persis menyerupai Monumen Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 yang terletak di lokasi Lubang Buaya di Jakarta. Hanya saja yang berbeda adalah penempatan patung Letda Soejono didepan patung 7 pahlawan revolusi.
Saat ini, monemen itu mulai sepi pengunjung, terutama setelah jalan menuju monumen tersebut tidak terawat dan mengalami kerusakan parah. Monumen ini bahkan biasanya hanya dikunjungi pada momen-momen tertentu saja seperti peringatan hari kesaktian pancasila dimana sejumlah pejabat menggelar upacara dilokasi tersebut.
"Kejadian remaja yang menginjak kepala patung Soejono ini menjadi antiklimaks dari rendahnya penghargaan kepada pahlawan baik dari pemerintah dan masyarakat," kata Dedi Saragih, salah seorang warga Simalungun.
"Semoga kejadian itu juga membuka mata pemerintah untuk membenahi situasi ini," tambahnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA