post image
KOMENTAR
Mayoritas publik tidak percaya penegak hukum bebas dari korupsi. Salah satu alasan karena banyak kasus tidak selesai.

Hasil survei Indo Barometer yang dilakukan di lima kota besar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar itu menunjukkan 87 persen responden menilai banyaknya penegak hukum terjerat kasus korupsi karena serakah (18,8 persen), bergaya hidup mewah (15.8 persen), ada kesempatan/godaan (13,3 persen), kurang iman (12,3 persen), moral rendah/buruk (11,3 persen), jawaban lainnya (28,8 persen).

Hanya 8,5 persen publik yang percaya penegak hukum bebas dari korupsi, dan 4,5 persen publik menjawab tidak tahu atau tidak jawab.

Menurut survei, alasan utama publik mengatakan tidak percaya penegak hukum bebas dari korupsi lantaran banyak yang ditangkap terlibat korupsi (69,5 persen), banyak yang mau terima suap (11.5 persen), hukum kurang bagus (4.3 persen), integritas/moral rendah (4 persen), banyak kasus yang tidak selesai (3,2 persen), jawaban lainnya (6,6 persen), tidak tahu/tidak jawab (0,9 persen).

Sedangkan alasan utama publik percaya penegak hukum bebas dari korupsi karena mereka sudah disumpah (38,2 persen), paham hukum (26,5 persen), masih ada yang bersih (20,6 persen), patuh aturan (5,9 persen), kesejahteraan terjamin (2,9 persen), ada KPK (2,9 persen), punya agama (2,9 persen).

Kepada penegak hukum yang terjerat korupsi, menurut publik, sanksi yang paling pantas adalah sesuai UU berlaku (25,3 persen), penjara seumur hidup (21,5 persen), hukuman paling berat (17 persen), dimiskinkan (15,8 persen), hukuman mati (12,3 persen), lainnya (8,3 persen).

Untuk mencegah agar penegak hukum tidak terjerat kasus pidana yaitu hukuman diperberat (24,5 persen), iman dan takwa ditingkatkan (12,8 persen), perkuat KPK (10,5 persen), aturan diperketat (10.5 persen), pengawasan lebih ketat (9,3 persen), jawaban lainnya (31,3 persen), tidak tahu/tidak jawab (1,3 persen).

Survei melibatkan 400 responden digelar pada 25 hingga 28 April 2016 dengan wawancara via telepon dan metode systematic random sampling (penarikan data secara acak). Adapun margin of error ± lima persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.[hta]







Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas