post image
KOMENTAR
Abu Sayyaf dinilai berhasil menyeret dan menyibukkan Indonesia ke dalam konstelasi konflik.

Kelompok bersenjata yang berbasis di Filipina tersebut setidaknya telah mengubah peta konflik dari bersifat nasional menjadi internasional.

"Sekurang-kurangnya secara internasional, Abu Sayyaf sukses memaksakan kehendaknya sekaligus meningkatkan bobot bargaining posisinya di kawasan ASEAN," ujar Ketua Komite Penduduk Asli Indonesia (KOPAI), Syahrul Effendi Dasopang, (Selasa, 3/5).

Syahrul menyatakan demikian karena Abu Sayyaf hanya melepaskan 10 WNI yang diculik pada 28 Maret lalu.

"Sementara 4 WNI lainnya masih disimpan untuk mengikat Indonesia berada dalam perangkapnya," ucap mantan Ketua Umum PB HMI ini.

Menurutnya, yang perlu dibuka secara jujur ke publik adalah bahwa Abu Sayyaf telah menjelma menjadi bagian dari Daulah Islamiyah di Iraq.

"Sudah barang tentu kemampuan tempur Abu Sayyaf dipastikan telah berkembang menjadi satuan tempur dari Daulah Islamiyah. Masalahnya negara-negara Superpower pun hingga hari masih kewalahan melawan Daulah Islamiyah," tandasnya.

Sebelumnya, Syahrul tidak yakin 10 WNI yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tunda Brahma 12 dan tongkang Anand tersebut dilepaskan Abu Sayyaf tanpa ada tebusan.

"Faktanya yang membebaskan WNI tersebut yaitu Abu Sayyaf sendiri," ungkap Syahrul.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel