Peristiwa polisi bunuh diri kembali terjadi. Anggota Satres Narkoba Polres Karangasem, Bali, Bripka I Made Swartawan kedapatan bunuh diri, kemarin dini hari, usai cekcok dengan sang istri. Peristiwa ini membuat miris jagat Twitter.
Aksi bunuh diri terjadi ini terjadi sekitar pukul 02.00 WITA. Bermula saat Swartawan pulang ke rumahnya di Dusun Tiyingtali Kelud, Abang, Karangasem, Bali. Dia kesal lantaran baju seragam kepolisiannya tidak dicuci istrinya. Karena kesal, dia mengusir sang istri, bahkan sempat mengancam membunuhnya.
Lantaran takut, istrinya yang bernama Ni Putu Ayu Ekawati (29 tahun) bergegas membawa anaknya keluar rumah menuju rumah mertuanya yang tidak begitu jauh. Masih dalam keadaan emosi, Swartawan mengikuti istri dan anaknya dengan membawa pistol.
Orang tua dari Swartawan sempat mencoba menghentikan cekcok yang terjadi antara anak dan menantunya itu. Sayang, orang tua pun tidak bisa menghentikan emosi anaknya.
Sebelumnya, Swartawan berniat membunuh istrinya. Namun, dia justru mengarahkan pistol itu ke keningnya. Hanya satu kali tembakan dan Swartawan sudah roboh ke lantai.
Menanggapi itu, Kadivhumas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, hingga kemarin polisi belum mendapatkan laporan hasil penyelidikan kasus bunuh diri itu.
Penyelidikan dilakukan untuk mencari tahu motif bunuh diri. "Sedang dilakukan investigasi untuk mengetahui lebih jauh tentang motif yang bersangkutan," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, kemarin. Alhasil, dia menyatakan kepemilikan senjata api oleh anggota polisi akan diperketat. Polres, kata dia, harus melakukan pengecekan secara berkala terhadap para pemegang senjata api.
Di tahun 2016, Swartawan adalah polisi kedua yang tewas bunuh diri, 5 Februari lalu, Iptu Muhammad Syahir Perdana Lubis, Kepala Unit Reserse Mobile Polresta Bandar Lampung, tewas dengan menembak kepalanya akibat stres karena penyakit jantung yang dideritanya.
Di jagat Twitter, tweeps menyayangkan kenapa peristiwa bunuh diri polisi kembali terulang. "Prihatin dengan makin maraknya kasus bunuh diri yang menimpa anggota polisi. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dalam hal perekrutan maupun pembinaan!" cuit @delonjericho.
Akun @kruidvat menduga ada ketimpangan antara beban pekerjaan dan upah yang diterima.
"Kasian...perbaikan kesejahteraan, kesempatan berkarir, penempatan/mutasi perlu diperhatikan coba ditelusuri kenapa banyak pak Pol melakukan tindakan-tindakan nekat seperti itu," cuitnya.
"Perlu ada tes psikologi rutin buat polisi-polisi pemegang senjata untuk mengecek kejiwaannya. Kalo tidak memenuhi syarat jangan diberi izin membawa senjata. Membahayakan orang sekitar & dirinya sendiri," cuit @jhonynainggolan. "Kasihan anaknya.. Itu lah resiko kalau pegang senjata api. Untung di negara kita kepemilikan senjata api tak sebebas di USA," cuit @theverycutecat. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA