Keluarga dari warga Malaysia yang diculik di lepas pantai Sabah oleh kelompok Abu Sayyaf sangat cemas akan keselamatan kerabat mereka.
Hari ini adalah kesempatan terakhir yang diberikan Abu Sayyaf untuk membayar tebusan 30 juta Ringgit Malaysia demi membebaskan empat orang sandera. Para penyandera mengancam akan memenggal kepala mereka jika uang tebusan tidak dibayar hari ini.
Keempat sandera itu terdiri dari sepasang bersaudara Wong Teck Pang (31) dan Wong Teck Chi (29). Kemudian sepupu mereka, Johnny Lau Jung Hien (21), dan satu orang yang bukan kerabat, Wong Hung Sing (34). Mereka diculik dari kapal tunda oleh orang-orang bersenjata saat berlayar di dekat Pulau Ligitan pada 1 April lalu.
Wong Chi Ming, ayah dari dua bersaudara yang disandera Abu Sayyaf mengatakan, yang bisa dilakukannya sekarang hanya berdoa.
"Percakapan terakhir kami adalah pada tanggal 23 April. Dia bilang dia akan menelepon kembali dalam dua sampai tiga hari ke depan. Tapi sekarang sudah enam hari dan kita masih menunggu komunikasi," kata Wong.
Wong mengakui ada begitu banyak sumbangan masyarakat agar dana pembebasan sandera bisa terkumpul. Namun ia sendiri tidak mengetahui jumlahnya. Keluarga sandera memang telah membuka rekening khusus untuk menerima sumbangan, yang walau sempat dibekukan oleh Bank Negara tetapi kini sudah dicairkan kembali.
"Banyak orang menyumbangkan uang untuk membantu menyelamatkan empat sandera. Kami berterima kasih kepada mereka semua, "tambahnya.
Tidak hanya warga Malaysia. Sampai saat ini, 14 warga Indonesia masih disandera kelompok Abu Sayyaf.
Penyanderaan terjadi dua kali. Pertama, 10 orang mulai disandera pada 26 Maret lalu. Kedua, empat orang lainnya pada 15 April bersama sejumlah warga Malaysia. Mereka dicegat saat berlayar di perairan Tawi Tawi, Filipina.
Untuk warga Indonesia, kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sekitar Rp 15 miliar sebagai syarat pembebasan. Pemerintah dan militer RI mengklaim terus menyusun strategi untuk bisa membebaskan para sander itu. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA