Video game ibarat api. Api jika digunakan dengan tepat, dapat dipakai untuk memasak, namun jika dipergunakan dengan tidak bertanggung jawab, api itu akan membakar seluruh isi rumah.
Begitu dikatakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kebudayaan, Anies Baswedan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/4).
Karenanya, menurut Anies, penting bagi orang tua untuk mengawasi anak-anaknya dalam memainkan suatu permainan atau video game.
"Video Games itu punya faktor positif dan negatif hanya penting untuk orang tua tahu video games yang tepat bagi anaknya," ujarnya.
Di Amerika, lanjutnya, video game ada klarifikasinya, sehingga jika dilihat produksi mereka pasti ada ratingnya.
Saat ini, tambahnya, ada games yang untuk anak 10 tahun, ada untuk anak belasan tahun, tapi ada juga games untuk orang dewasa ada juga hanya untuk orang dewasa dengan tanda ada kekerasan.
Jika anak-anak memainkan video game sesuai dengan umurnya, lanjutnya anak tersebut bisa belajar mengambil keputusan, dan belajar menetapkan arah hidupnya.
"Jadi ada proses pembelanjarannya, tetapi bila anak-anak memainkan video games dewasa dengan kekerasan maka andrenaline anak-anak itu akan terangsang keluar dan yang mempunyai efek negatif," paparnya.
Karenanya, Anies mengingatkan untuk tidak terlalu cepat menilai bahwa video game itu buruk. Begitu juga dengan film. "Kalau tidak sesuai dengan umurnya itu akan menjadi berbahaya, jadi orang tua harus tahu, film itu ada untuk anak di bawah umur, semua umur, ada, 17,18 tahun, games itu juga begitu," paparnya.
"Jadi pertama orang tua itu tahu games apa yang tepat, kedua gunakan games itu sebagai sarana untuk menghabiskan waktu bersama orang tua bisa menghabiskan dengan anak-anak salah satunya dengan main games, sepak boal bersama, main pingpong bersama," pungkasnya menambahkan.[rgu]
KOMENTAR ANDA