MBC. Buku dan membaca sudah tidak lagi menjadi kebutuhan bagi mayoritas masyarakat Indonesia, khususnya kota Medan. Hal tersebut ditandai dengan sepinya pengunjung perpustakaan-perpustakaan yang tersedia di Kota Medan.
Hal yang sama terjadi pada perpustakaan rumah Usman Pelly. Perpustakaan yang memiliki 15.000 buku sosial dan antro sepi dari pengunjung. Usman Pelly mengatakan perpustakaannya hanya dikunjungi oleh mahasisswa S2 dan S3 yang dibimbing olehnya.
"Buku-buku ini saya kumpulkan sejak saya SMP, sekarang jumlahnya ada sekitar 15.000 buku. Setiap Jumat dan Sabtu cukup banyak yang datang kemari, itu pun yang datang mahasiswa S2 dan S3 saya, atau memang orang-orang yang sedang dalam proses menyelesaikan tesis atau disertasi. Senin, Selasa dan Rabu perpustakaan ini sepi," kata Usman Pelly kepada MedanBagus.Com, Senin (25/4).
Pelly merasa sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Namun selain menunjukkan rasa prihatinnya, ia juga mengungkapkan penyebab terjadinya penurunan minat terhadap buku dan membaca.
"Saya prihatin melihat budaya baca dan memiliki buku sudah sangat menurun. Kita lihat saja, bahkan Profesor di Medan ini ada yang tidak memiliki koleksi buku, ini kan gawat. Memang masalah ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena faktor sosial dan ekonomi. Masyarakat sudah tidak sempat lagi membaca dan membeli buku, ekonomi dan sosial yang sedang kritis sudah terlalu menyibukkan masyarakat," ungkapnya.
Pelly mengajak seluruh masyarakat kota Medan untuk meningkatkan budaya literasi dan mengunjungi perpustakaan rumah miliknya di Griya Unimed No. 18, Jalan Pelajar Teladan Timur, Medan Kota.
"Seluruh masyarakat kota Medan wajib meningkatkan budaya literasi, tidak hanya mahasiswa dan profesor saja. Perpustakaan ini saya buka untuk umum agar dapat meningkatkan budaya literasi kita. Perpustakaan buka dari senin sampai sabtu, siapapun bisa datang kemari, gratis," demikian Pelly. [hta]
KOMENTAR ANDA