Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Teguh Santosa membeberkan gagasannya dan pandangannya untuk pembenahan ibu kota. Ia mengaku memiliki pikiran dasar untuk melakukan pembenahan antara lain dengan mengembalikan kembali demokrasi pada tempat yang sepatutnya. Hal itu yang menurut Teguh tidak dimiliki oleh Gubernur DKI Jakarta saat ini.
"Demokrasi adalah hasil pembicaraan legislatif dan eksekutif. Nah apa yang terjadi 2 tahun ini adalah glorifikasi, hanya ada satu aktor tunggal yang mengambil keputusan. Akibatnya banyak program yang bagus tapi tidak didukung masyarakat karena tidak didukung oleh parlemen," jelasnya usai mengembalikan formulir pendaftaran di kantor DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Jalan Pemuda, Jumat (22/4).
Teguh berkeinginan untuk mengembalikan ruh demokrasi tersebut. Menurutnya, demokrasi masih dianggap sebagai sistem politik yang terbaik dan diterima banyak orang.
"Prinsipnya kompromi, bicara dengan banyak pihak. Selama ini kita terlalu banyak disuguhi drama pertengkaran antara DPRD dan eksekutif," sindir Teguh.
Ia optimis dengan langkahnya untuk maju menuju DKI 1 didukung oleh banyak pihak, lantaran memiliki track record yang baik dan memiliki hubungan yang harmonis dengan banyak pihak. Hubungan antara dirinya dengan kaum agamis dan nasionalis terjalin erat. Teguh sendiri pernah menjabat ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP Muhammadiyah dan saat ini tengah menjabat wakil Rektor IV Universitas Bung Karno (UBK).
"Jakarta membutuhkan pimpinan yang muda, energik, tidak punya masalah. Bisa berkomunikasi dengan siapapun, lintas agama ataupun lintas kelompok," tegas Bang Teguh, begitu dia disapa.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan Partai Demokrat Raja Mantan Purba mengatakan, Teguh Santosa telah diterima formulir pendaftarannya sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta, dan akan segera dilakukan verifikasi. Nantinya apabila ada dokumen yang belum lengkap, maka pihaknya memberi waktu tiga hari untuk melengkapi berkas.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA