Presiden Soekarno memberi penghargaan tinggi bagi perempuan sebagai warga negara dan perannya dalam mendukung perjuangan pergerakan kemerdekaan maupun pasca Indonesia Merdeka.
Hal ini antara lain dituangkan dalam buku Sarinah yang terbit 1947. Dalam buku ini, Presiden Soekarno mendorong keikutsertaan perempuan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Presiden Soekarno pun mengeluarkan Keppres No.108 tahun 1964, Negara memberi gelar Pahlawan pada Kartini yang perjuangannya untuk bangsa Indonesia umumnya dan perempuan khususnya.
"PDI Perjuangan menganggap pemikiran dan perjuangan Kartini masih relevan untuk di perjuangkan," kata Ketua Bidang Kesehatan Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan, Sri Rahayu, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 21/4).
Di masa Kartini, lanjut Sri Rahayu, perempuan dipingit, tidak bisa sekolah, tidak boleh bekerja, dinikahkan secara paksa dan usia dini. Kartini bahkan juga meninggal saat melahirkan.
"Kondisi ibu meninggal saat melahirkan masih sering terjadi, sehingga angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi. Oleh Karena itu salah satu agenda PDI Perjuangan adalah memperjuangan perbaikan kesehatan bagi perempuan dan rakyat pada umumnya," demikian Sri Rahayu.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA