Indonesia yang telah berada pada kontestasi global dalam rangka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan akan menuju perdagangan bebas Asia Pasifik (Free Trade Area of The Asia Pasific/ FTAAP) mesti berbenah agar tidak hanya menjadi penonton. Kenyataannya, Indonesia dan Sumatera khususnya belum memiliki karakteristik yang khas untuk bertarung di perdagangan bebas tersebut. Hal ini ditandai dengan tiadanya partisipasi yang berarti dari pemuda dan mahasiswa Sumatera setelah 16 tahun berada pada abad 21, tepat seperti apa yang disampaikan oleh seniman Internasioanal, Irwansyah Harahap kepada MedanBagus.Com, Selasa (19/4).
"Hari ini kita di dalam sistem Masyarakat Ekonomi Asean, 2020 Masyarakat Ekonomi Asia Pasifik. Abad 21 sudah 16 tahun, beberapa tahun lagi kita sudah satu quarter apapun belum ada kita buat, belum ada partisipasi kita di abad 21," kata Irwansyah.
Irwansyah mengungkapkan alasan dibalik tertinggalnya Sumatera dalam ajang partisipasi di abad 21. Salah satu alasan yang diungkapkan olehnya adalah sentralisasi pusat.
"Mentalitas kita masih mentalitas pusat. Jadi segala yang tumbuh itu selalu yang dekat pada ruang kekuasaan. Jadi kalau kita komparasikan, Jawa itu yang paling stabil. Segala sesuatu akses dapat dengan mudah didapat di sana. Lebih dari itu pulau-pulau lain hampir sama sekali tertinggal. Justru ketertinggalan itu yang harus memicu Sumatera untuk bangkit," ungkapnya.
Irwansyah memaparkan bahwa tiga pilar kesenian yang diregulasikan dan ditingkatkan dengan baik dapat memicu semangat dan partisipasi Sumatera menghadapi kontestasi global.
"Kesenian tidak bisa timbul sehat tanpa tiga pilar. Yang pertama ekspresi untuk meningkatkan kratifitas. Kedua, research karena ekspresi tidak dapat berkembang tanpanya. Dan yang ketiga adalah edukasi/pendidikan, ini akan mengevaluasi dan mengrkritik bentuk ekspresi yang ada. Sebelumnya sudah ada namun tidak diregulasikan dengan baik. Jika teregulasi dengan baik, ini bisa jadi spirit kebangkitan Sumatera untuk mempersiapkan diri pada kontestasi global," papar Irwansyah. [hta]
KOMENTAR ANDA