Akses yang tidak merata di segala bidang dan hanya terpusat di Pulau Jawa masih menjadi masalah serius termasuk dalam bidang kesenian. Lewat konsolidasi yang dibangun dalam Pertemuan Kreatif Mahasiswa dan karya Inovatif Lembaga Seni Daerah Sumatera, tujuh Perguruan Tinggi seni coba memecah sentralisasi pusat.
Kegiatan tahunan yang tumbuh dari Perguruan Tinggi ini akan menunjukkan bahwa sprit mahasiswa untuk seni sudah terbangun.
"Kenapa hanya Pulau Jawa saja yang terakses? Sumatera yang banyak Perguruan Tinggi seni kenapa tidak bisa bersatu? Oleh karena itu kita harus bersatu, kita tumbuhkan semangat seni ini dari kampus. Kita bangun citra kita untuk bersatu, ini baru awal dan tujuh Perguruan Tinggi berpartisipasi dengan biaya sendiri. Pertemuan ini menjadi akses untuk menunjukkan bahwa spirit perguruan tinggi sudah terbangun," kata Wim, Dosen Pendamping mahasiswa seni Universitas Negeri padang kepada medanbagus.com, Selasa (19/4).
Kesenian dan budaya yang sangat kaya di Sumatera adalah bukti bahwa Sumatera tidak tertinggal baik dari aspek akademis maupun seni.
"Sumatera ini sebenarnya tidka tertinggal dari luar, kita jauh lebih banyak budaya, seni dan akademisinya. Kekuatan kita malah lebih beragam. Yang menjadi masalah karena tidak ada akses untuk menyatukan yang kaya ini menjadi sebuah kekuatan besar," ungkap Wim.
Senada dengan Wim, seniman lintas Internasional juga mengatakan bahwa kesenian yang kaya membuat Sumatera dapat meberikan partisipasinya untuk abad 21.
"Belum ada partisipasi kita yang dari Sumatera ini di abad 21. Belum ada apapun yang kita buat. Kesenian kita yang kaya dapat menjadi kekuatan untuk berpartisipasi. Kepentingan ini bukan lagi buat kami yang tua-tua ini, melainkan untuk mahasiswa dan anak-anak muda yang waktunya masih panjang di abad 21," demikian Irwansyah.[rgu]
KOMENTAR ANDA