Presiden RI Joko Widodo berbicara di depan puluhan duta besar dan pejabat tinggi perwakilan dari 171 negara anggota International Maritime Organization (IMO) di Gedung IMO, London, Inggris, Selasa (20/4).
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan Indonesia adalah negara yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau yang dipersatukan oleh laut pembangunan konektivitas laut antar pulau-pulau itu. Kini Jokowi menyebutnya sebagai pembangunan Tol Laut dan menjadi sebuah keniscayaan.
"Dengan cara membangun pelabuhan baru, meng-upgrade pelabuhan-pelabuhan yang ada, dan menambah armada kapal logistik dan penumpang, serta modernisasi pengelolaan pelabuhan," kata Jokowi seperti rilis Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit.
Semuanya itu, lanjut Jokowi, untuk percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta menjadikan ekonomi Indonesia lebih efisien dan kompetitif.
Pada awalnya, kata Jokowi, banyak pihak yang pesimis dengan rencana ini. Namun, dia menjelaskan bahwa rencana pembangunan infrastruktur laut sekarang ini sudah berjalan.
"Sejak 2015, kami telah menyelesaikan 27 pelabuhan baru. Kami juga sedang membangun 68 pelabuhan lagi, yang tersebar di Maluku, Papua, NTT dan Sulawesi. Saat ini, kami juga sedang menambah 200 kapal patroli, penumpang, ternak, navigasi dan barang," ujar Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit.
Pembangunan infrastruktur maritim ini, lanjut Jokowi, menjadi bagian penting dari upaya untuk mengembalikan jati diri maritim Indonesia melalui pembangunan infrastruktur maritim.
Indonesia juga berkomitmen untuk terus aktif dalam menjalankan pendidikan dan pelatihan maritim sebagai negara dengan jumlah pelaut terbesar kedua di dunia. "Dengan jumlah anak kapal sebanyak 575.000 kami telah memenuhi berbagai persyaratan internasional, melalui pelatihan dan pendidikan, serta kerjasama teknik dengan IMO," imbuh Jokowi.
Khusus mengenai pencegahan polusi laut, Indonesia terus mendorong penyusunan regulasi internasional yang lebih baik dan komprehensif.
"Saya ingin mengingatkan anda semua, polusi laut dapat juga diakibatkan oleh eksplorasi dan eksploitasi anjungan minyak lepas pantai. Saat ini, kita belum memiliki regulasi yang mengatur tanggungjawab dan kompensasi terhadap polusi lintas batas yang diakibatkan oleh aktivitas itu," ujar Jokowi.
Menutup sambutannya, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia berpandangan masa depan kesejahteraan dunia terletak pada bagaimana kita mengelola lau,t dan masa depan itu dapat kita raih dengan menjaga laut sebagai milik bersama semua bangsa melalui kerja sama internasional, khususnya melalui IMO.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA