post image
KOMENTAR
Rizal Ramli menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

Sistem pendidikan di Indonesia, menurut Rizal, terlalu fokus pada pendidikan umum. Buktinya bisa dilihat dari besaran dana APBN yang digelontorkan mencapai Rp 404 triliun untuk pendidikan umum. Padahal, sistem pendidikan lain seperti politeknik atau sekolah kejuruan lebih menunjang skill tenaga kerja.

"Selama ini kita terlalu mengikuti pola Amerika dan Inggris. Padahal sistem yang mengutamakan kejuruan itu jauh lebih bagus sehingga alumninya punya skill untuk masuk industri," kata Rizal usai rapat dengan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri di Kantor Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Jakarta, Selasa, (19/4).

Rizal menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki skill berkualitas.

Ia mencontohkan sistem pendidikan Singapura yang dulu hanya memiliki satu universitas. Anak-anak Singapura didorong masuk ke politeknik. Kini setelah Singapura ekonominya maju, barulah universitas didorong untuk dikembangkan. Hingga kini Singapura memiliki tujuh universitas.

Peningkatan profesional tenaga kerja juga berlaku untuk ekspor tenaga kerja alias TKI.

"Kita ingin tenaga kerja yang sifatnya unskill menjadi profesional. Sekarang ini ekspor tenaga kerja TKI yang unskill kita dapat devisa 150 miliar dolar AS, diharapkan bisa meningkat lima kali kalau kualitasnya kita tingkatkan," kata Rizal.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Hanif menegaskan, peningkatan kompetensi tenaga kerja harus dilakukan bersama-sama, tidak semata menjadi domain Kemenaker.

"Bagaimana moving faster, percepatan ini memerlukan support dari berbagai kalangan. Tentu ini menjadi policy pemerintah secara keseluruhan," kata Hanif.[hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas