Penahanan Sahat Gurning oleh Kepolisian Resor Toba Samosir (Polres Tobasa) karena dianggap menghina Pancasila mendapatkan reaksi dari berbagai pihak. Salah satu pengamat sosial Sumatera Utara, Shohibul Ansor Siregar juga memberikan pernyataan terkait polemik Sahat Gurning.
Setelah memantau akun Facebook Sahat Gurning, Shohibul Ansor menilai Sahat adalah seorang aktivis yang selalu gelisah terhadap isu-isu sosial. Hal tersebut disampaikannya kepada medanbagus.com, Jumat (15/4).
"Dari akun FB nya, saya lihat dia adalah orang yang giat berorganisasi. Dia kelihatannya selalu gelisah dalam menyikapi masalah sosial di sekelilingnya. Aktif menyuarakan perbaikan sosial dalam banyak bidang," kata Shohibul.
Sahat Gurning bukanlah orang yang pertama kali menuliskan plesetan 'Pancagila' tersebut.
"Plesetan Pancagila itu sudah lama beredar di dunia maya. Malah ada produsen T-Shirt yang mengumumkan kaos bertuliskan Pancagila sudah habis dalam stock mereka karena banyak pemesanan lewat online. Kalau gambar yang menendang gambar Pancasila itu mungkin khas dia," ungkapnya
Shohibul menilai apa yang dilakukan Sahat Gurning adalah sebuah ekspresi kekesalan subjektif melihat nilai Pancasila tidak terdapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Simbol gambar grafis ini mungkin sebuah ekspresi kekesalan subjektif Sahat Gurning melihat betapa Pancasila sudah lagi tak diindahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Inti pesan Sahat ialah, mari kita kembali ke Pancasila tanpa sandiwara. Ia tak seburuk Zaskia Gotik," ujarnya.
Sebelumnya belasan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa memprotes penangkapan Sahat akibat aksinya tersebut. Salah seorang mahasiswa yang menamakan diri Sahabat Sahat Erdiman mengatakan bahwa Sahat Gurning berbeda dengan Zaskia Gotik.
"Sahat Gurning melakukan kritik sosial sedangkan Zaskia Gotik telah memperolok Pancasila," sebutnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA