Selain dikenal sebagai Kota Rambutan, agaknya belakangan Kota Binjai juga mulai dikenal sebagai Kota Jambu Madu.
Gelar baru ini dapat dilihat dari banyaknya populasi tanaman holtikultura ini tumbuh di Kotamadya Binjai.
Menurut Ketua Aspenta (Asosiasi Penangkaran Pendidikan Sumatera utara) Mustafa (53), sekarang ini banyak warga terus membudidayakan dan melestarikan tanaman ini.
Mustafa sendiri mengaku telah menyulap lahan tidur miliknya seluas i hektar di Jalan Baru Megawati, Pasar IV Jati Karya, Binjai Utara menjadi kebun jambu madu.
"Saya sebagai Ketua Aspenta Binjai, beserta anggota, sepakat untuk mengembangkan tanaman holtikultura seperti jambu madu, jambu madu ini mempunyai berbagai varietas seperti jambu madu merah, hijau, citra, mawar", tukasnya.
Bahkan pria yang gemar bercanda ini mengatakan, kalau walikota Binjai dan masyarakat Binjai mendukung pembibitan dan pengembangan jambu madu ini untuk penghijauan tata kota.
"Untuk pemasaran masih lokal dan pemesanan masih dari kawan kawan, sedangkan untuk penjualan berkisar 25 sampai 50 kilo gram perhari nya, walikota beserta masyarakat Binjai mendukung pembibitan dan pengembangan jambu madu untuk penghijauan tata kota", sambung Mustofa.
Sementara itu Yanti salah seorang warga mengatakan, sudah tiga kali ini membeli jambu madu tersebut karena harganya terjangkau dan rasanya yang manis.
"Ya bang, seingat saya, saya sudah tiga kali membeli jambu madu disini, jambunya manis dan harganya terjangkau", ujar Yanti.
Dari pantauan, jambu madu ini dijual dengan harga Rp 25 ribu/kg, sedangkan untuk bibitnya berkisar tujuh ribu sampai lima belas ribu, tergantung jenis dan usia bibitnya. [hta]
KOMENTAR ANDA