Perombakan atau reshuffle kabinet jilid II sepertinya akan dilakukan dalam waktu dekat. Tanda-tandanya pun sudah mulai terlihat. Tanda-tanda itu persis sama dengan reshuffle kabinet jilid I pada Agustus 2015.
Dikabarkan, Kamis malam (7/4), Presiden Jokowi memanggil beberapa menterinya ke Istana Bogor, Jawa Barat. Selain menteri, beberapa orang di luar kabinet juga dipanggil.
Selain itu, sesudah Sidang Kabinet Paripurna kemarin, Jokowi juga melakukan pertemuan empat mata dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pertemuan ini diduga sebagai finalisasi reshuffle kabinet jilid II.
Sinyal reshuffle kabinet jilid II memang semakin kentara dan menguat. Kemarin dalam sidang kabinet, Jokowi menyentil para pembantunya.
Jokowi menegaskan, hal-hal yang lama mengenai rancangan anggaran tidak boleh lagi dibagi dan disusun rata-merata. Dia meminta agar fokus pada apa yang akan dikerjakan, tidak perlu banyak-banyak program.
Jokowi juga memerintahkan para menteri dan kepala lembaga untuk menghilangkan nomenklatur anggaran yang bersayap, yang absurd. Dia minta langsung to the point saja. "Saya kira sudah berulang-ulang kali saya sampaikan. Istilah-istilah yang berkaitan dengan pemberdayaan, peningkatan, hilangkan dan masuk kepada hal-hal yang ingin kita lakukan," tegasnya.
Jokowi juga meminta para menteri dan kepala lembaga agar mempekuat kerja sama, sinergi antara kementerian dan lembaga. "Saya meyakini, penajaman program prioritas yang berdampak signifikan, pengintegrasian, konsolidasi sumber pendanaan yang ada di kementerian betul-betul akan menjadikan program itu menjadi kelihatan dan dirasakan oleh masyarakat," imbuhnya.
Terakhir, Jokowi menegaskan ingin bahwa politik pemerintah adalah politik kerja, bukan politik wacana. "Fokus pada apa yang sudah direncanakan agar terlaksana di lapangan bisa terwujud, bisa bermanfaat bagi rakyat. Nanti rakyat yang akan menilai, kita ini sudah bekerja atau belum. Kita ini mampu bekerja atau tidak," tukasnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA